Sukses

Proses Terjadinya Badai Sitokin, Kondisi Kritis yang Dialami Deddy Corbuzier

Badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier bisa terjadi pada tiap pasien COVID-19

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat menghilang selama dua pekan, pemilik konten Close the Door Deddy Corbuzier kembali muncul di media sosialnya dengan membawa kabar bahwa dirinya sempat nyaris meninggal karena badai sitokin.

Badai sitokin yang menyerang Deddy Corbuzier terjadi setelah dirinya sembuh dari COVID-19 yang disebabkan paparan virus Corona.

Terkait badai sitokin yang hampir merenggut nyawa Deddy Corbuzier, Ahli Mikrobiologi sekaligus Staf Pengajar Biologi di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Dr Mia Miranti menjelaskan bahwa sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh sebagai penanda sinyal sel waktu tubuh mengalami infeksi.

Badai sitokin terjadi karena reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh. Pada saat virus masuk ke tubuh, sel-sel imun (sel darah putih, makrofag, dan lain-lain) akan merespons dengan melepaskan protein sitokin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fungsi Sitokin

Fungsi utama sitokin sebenarnya memberi tanda bahwa ada jaringan terinfeksi virus lalu 'memanggil' sel-sel imun agar merusak jaringan yang terinfeksi virus.

“Pada kasus badai sitokin, sinyal yang dikeluarkan sitokin terus terjadi tidak terkendali untuk memanggil sel imun yang akan terus merusak jaringan menyebabkan peradangan atau inflamasi,” kata Mia kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Minggu (22/8/2021).

3 dari 4 halaman

Menyerang Paru-Paru

Dalam keterangan video, Deddy menyebutkan bahwa badai sitokin membuat paru-parunya rusak hingga 60 persen.

“Tanpa gejala apapun tiba-tiba saya masuk ke dalam badai Cytokine dengan keadaan paru-paru rusak 60 persen dalam dua hari,” kata Deddy.

Menurut Mia, peradangan paru-paru akibat sitokin terjadi meskipun infeksi virus telah selesai. Paru-paru yang telah mengalami peradangan menyebabkan fungsi paru sebagai alat pernapasan terganggu.

“Bila telat diatasi pasien meninggal,” kata Mia.

Mia menambahkan, selain paru-paru, organ lain yang dapat terkena efek badai sitokin adalah pembuluh darah dan otot jantung.

Sedang, kelompok yang paling berisiko biasanya pasien usia muda yang reaksi kekebalan sistem imunnya cepat. Penyebab badai sitokin umumnya virus. Berbagai virus dan bukan hanya corona.

4 dari 4 halaman

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker COVID-19 Bekas Pakai

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.