Sukses

Waspada, Kecanduan Layanan Video Streaming Berefek Buruk Bagi Kesehatan

Apa dampak dari kecanduan menonton video streaming?

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi saat pandemi COVID-19 mengharuskan kita untuk menghabiskan waktu lebih banyak di rumah, terutama saat diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Tidak bisa dipungkiri, berdiam diri atau melakukan semua kegiatan hanya di rumah saja bisa mendatangkan kejenuhan, dan stress. Jika sudah begini, menonton adalah salah satu kegiatan paling menyenangkan.

Apalagi saat itu series drama korea sedang booming, jika sudah memulai tentunya akan penasaran dengan episode-episode berikutnya.

Profesor Psikologi di India mengatakan, menonton layanan streaming secara terus-menerus ternyata juga bisa menyebabkan binge watching (kecanduan). Kecanduan ini tentunya akan memberi dampak negatif untuk kesehatan fisik dan mental.

Binge Watching atau kecanduan menonton kini menjadi salah satu penyakit yang harus di waspadai. Kasus unik ini pertama kali ditemukan di India, pria India yang harus di rehabilitas akibat menonton series pada layanan streaming selama enam bulan.

Kecanduan ini menyebabkan ketegangan pada mata, kelelahan, serta pola tidur tak menentu yang pada akhirnya mendatangkan malapetaka pada kesehatan pada penikmatnya.

Mengapa menyebabkan kecanduan? Dikarenakan layanan video streaming bisa begitu 'memikat' yang memunculkan pola pikir satu episode lagi' lalu lagi, lagi, dan lagi.

Pada dasarnya layanan ini memang memunculkan 'gratifikasi instan', bagaikan endorfin dalam otak yang membuat kecanduan semakin mungkin terjadi.

Jika tak dapat mengontrol rasa penasaran dari jalan cerita series tersebut, kegiatan menonton akan terus dilakukan. Sehingga bisa mengabaikan kegiatan lainnya seperti makan, dan istirahat.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahaya Binge Watching Bagi Kesehatan Fisik dan mental

Binge watching akan memunculkan kondisi kurang tidur, jika menyaksikannya tanpa henti hingga larut malam. Kurang tidur dapat memengaruhi mood, konsentrasi, dan daya ingat.

Tidak hanya, seseorang dengan kondisi kurang tidur akan menyebabkan orang tersebut temperamental dan cepat marah. Gangguan kesehatan yang mungkin akan dialami, termasuk obesitas, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan menurunnya fungsi ingatan serta kemampuan belajar.

Kurang tidur juga bisa meningkatkan hormon kortisol (hormon stres), dengan demikian akan menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh, rentan terhadap serangan selesma (common cold) dan flu.

Ada pula riset oleh Universitas Queensland, Australia, yang mengungkap bahwa orang dewasa yang hobi “nonton maraton”, kondisi ototnya cenderung lebih lemah.

Pada dasarnya menyaksikan tayangan lewat layanan video streaming bisa menjadi pelepas stres yang baik jika dilakukan secara tidak berlebihan. Akan berbeda jika yang ditonton adalah tayangan berseri yang terus bikin penasaran sampai tamat.

Jika saat ini Anda mamasuki fase kecanduan menonton lewat layanan sreaming secara berlebihan, segera perbaiki. Anda harus melakukan kegiatan lain seperti olahraga, membaca dan membuat batas menonton hanya beberapa jam saja.

Cara lainnya hindari penggunaan teknologi jika aktivitas ini telah menjadi sebuah coping mechanism atau mekanisme pertahanan bagi diri seseorang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.