Sukses

Dua Fakta Wanita Gemuk Seputar Program Kehamilan

Liputan6.com, Jakarta Selama ini kehamilan kerap dikaitkan dengan kondisi tubuh alias fisik seorang wanita. Salah satu yang paling sering jadi topik pembicaraan adalah masalah obesitas alias kegemukan. 

Jika sudah menikah selama hampir setahun dan belum memiliki keturunan, dokter memastikan ada gangguan kesuburan. Namun jika perempuan mengalami obesitas, apakah benar hal tersebut yang membuat jadi sulit hamil? 

Ternyata jawabannya tidak. Banyak faktor penyebab pasangan mengalami gangguan kesuburan. Bukan hanya perempuan, pria juga bisa mengalami gangguan kesuburan alias infertilitas. 

Nah terlepas dari infertilitas, ternyata kegemukan tak melulu menjadi biang keladi sulitnya mendapatkan momongan. Ya, itu hanyalah mitos. 

Faktanya, wanita yang merencanakan program kehamilan bisa hamil, namun memerlukan usaha lebih dengan mendapatkan berat badan normal. 

"Minimal berat badan yang diturunkan untuk program kehamilan adalah 10%," ujar Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, Konsultan Fertilitas, Marinda Suzanta., D.Mas.,F.ART, Sp.OG (K-Fer) dari RS EMC Tangerang. 

Alasan mengapa wanita harus menurunkan berat badan saat promil, agar mereka terhindari dari penyakit pernapasan. Laman urmc.rochester menegaskan bahwa wanita dengan obesitas mengalami peningkatan komplikasi pernapasan hingga 30% selama masa kehamilan. 

Risiko tersebut hampir satu setengah kali dibandingkan wanita non-obesitas. Nah itu adalah fakta pertama. Kebenaran yang kedua adalah obesitas pada wanita menunjukkan bahwa mereka kekurangan vitamin. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita yang menjalankan promil butuh kadar zat besi yang cukup. Manfaat zat besi adalah untuk membantu pertumbuhan sel darah dan otot bukan hanya bagi ibu tapi juga janin dalam kandungan. 

Nah wanita dengan obesitas ternyata tanpa disadari kekurangan 40% zat besi, 24% asam folat, dan 4% vitamin B12. 

"Wanita yang sedang menjalani promil sebaiknya mendapatkan asupan seimbang dari buah dan sayur, protein tanpa lemak, serta karbohidrat yang baik," jelas Dokter Kandungan Loralei L. Thornburg, MD yang menegaskan bahwa wanita dengan obesitas cenderung mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah nilai gizi. 

Dari dua hal di atas, sudah jelas bahwa wanita dengan obesitas tetap bisa hamil. Hanya saja butuh proses untuk mencapai berat badan ideal sesuai arahan dokter kandungannya. 

Satu hal yang harus diingat bahwa obesitas mengakibatkan ketidakstabilan metabolisme dan hormon kesuburan sehingga berdampak pada terganggunya proses ovulasi.

Nah, jika kamu dan pasangan ingin merencanakan kehamilan, segera pilih dokter berpengalaman dan berasal dari rumah sakit yang memiliki dukungan fasilitas medis lengkap dan terkini, serta memberikan pelayanan terpadu, untuk perawatan kesehatanmu.

Dengan memilih dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang tepat, kamu sebagai pasien dapat melakukan perencanaan kehamilan dengan lancar. Termasuk dalam memilih proses persalinan dan perawatan pasca persalinan yang nyaman.

 

(*)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.