Sukses

Ahli: Jika Dilakukan dengan Baik, Puasa dapat Turunkan Kadar Lemak Jahat dalam Tubuh

Dengan mengonsumsi makanan yang baik selama bulan puasa tubuh pun akan kehilangan lemak jahat

Liputan6.com, Jakarta Saat menunaikan ibadah puasa, lambung tidak terisi makanan dan minuman lebih kurang selama 14 jam. Selain ibadah, puasa juga diyakini dapat menyehatkan tubuh karena dapat menurunkan kadar lemak jahat.

Saat puasa , waktu makan umumnya hanya dua kali. Hal ini dapat membantu berkurangnya asupan kalori. Selain itu, pola tidur berubah yang akan berpengaruh pada sistem hormonal.

Seperti disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB. Menurutnya, puasa dapat berpengaruh positif pada penyakit kronis dan seharusnya tubuh menjadi lebih sehat.

Ia menambahkan, saat buka puasa maka asupan makanan tetap harus diatur supaya mencukupi, bukan berlebih-lebihan.

“Buka puasa bukan berarti balas dendam karena tidak makan siang sehingga makan siangnya ditarik ke malam dan menjadi makan dua kali sebelum dan setelah sholat tarawih, itu tidak mendapatkan hikmah puasa Ramadhan,” ujar Ari dalam seminar daring Medicine UI dikutip Selasa (20/4/2021).

Riset menunjukkan, lanjut Ari, jika puasa dilakukan dengan benar maka ada manfaat positif bagi tubuh. Salah satunya adalah penurunan low-density lipoprotein (LDL) atau lemak jahat. Di sisi lain kadar high-density lipoproteins (HDL) atau kolesterol baik akan meningkat dan baik untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelitian Lainnya

Ari juga menyampaikan hasil penelitian lain yang menunjukkan adanya perubahan berat badan dan kadar lemak selama berpuasa pada pasien.

Sedang, hasil riset yang dilakukan oleh Ari dan rekan-rekannya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan pada orang yang berpuasa terjadi penurunan massa lemak, tapi masa protein tidak.

“Nah ini hal yang positif, artinya kita tahu bahwa kalau memang kita berpuasa akan terjadi penghancuran lemak. Riset saya menunjukkan yang dihancurkan lemak saja karena kalau lemak ini sudah habis yang akan dihancurkan berikutnya adalah protein.”

“Dan ternyata puasa kita yang 14 jam itu hanya lemak saja yang dihancurkan tidak terjadi penghancuran protein. Ini artinya (puasa) tidak akan memengaruhi daya tahan tubuh dan performa tubuh secara keseluruhan,” tutup Ari.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.