Sukses

Masih Bisa Positif COVID-19 Walau Sudah Divaksin Seperti Bupati Sleman? Ini Penjelasannya

Positifnya Bupati Sleman Sri Purnomo meski sudah divaksinasi mengingatkan semua pihak untuk tetap menjaga protokol kesehatan demi mencegah tertular COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Meski sudah disuntik vaksin corona pada pekan lalu, Bupati Sleman Sri Purnomo mengumumkan bahwa dirinya masih positif terpapar COVID-19.

Dalam pesan di akun Instagramnya, Sri Purnomo mengatakan dirinya tidak bergejala meski beberapa hari sebelumnya sempat batuk dan suhu tubuh mencapai 37,6 derajat Celsius.

"Saya ke rumah sakit untuk melakukan rontgen thorax dan juga CT Scan thorax dan alhamdulilah hasilnya bagus dan paru-paru saya bersih," tulis Sri Purnomo, dikutip Jumat (22/1/2021).

Hal ini kembali menegaskan bahwa usai divaksinasi, seseorang tetap tidak boleh mengendurkan disiplin protokol kesehatan. Ini seperti pernyataan Iris Rengganis, pakar alergi dam imunologi yang juga Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Kalaupun dia kena sakit COVID padahal sudah divaksinasi, itu mungkin saja," kata Iris dalam sebuah dialog virtual yang disiarkan dari Graha BNPB beberapa waktu lalu dan tidak terkait dengan Bupati Sleman.

"Hanya saja bilamana dia sakit, tidak seberat dengan orang yang tidak divaksinasi," Iris menambahkan. "Jadi dia tetap ada perlindungan tetapi tetap juga bisa kena."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Butuh Dua Kali Suntik Biar Antibodi Terbentuk Efektif

Selain itu, Iris menjelaskan bahwa agar antibodi terbentuk efektif, dibutuhkan dua kali penyuntikkan vaksin virus corona. Maka dari itu, dia kembali menegaskan pentingnya disiplin protokol kesehatan.

"Justru karena baru satu kali suntikkan, apalagi kalau kita tetap tidak menjaga protokol kesehatan, tetap bisa tertular," katanya. Hal itu karena antibodi belum terbentuk dengan sempurna sehingga belum ada perlindungan yang diharapkan.

Usai penyuntikkan kedua pada 14 hari setelah pemberian dosis pertama pun, Iris tetap mengimbau agar penerima vaksin untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

"Tetap juga menjaga protokol kesehatan sampai antibodi terbentuk dua minggu setelah vaksinasi kedua antibodi baru terbentuk, tetap menjaga protokol kesehatan sampai pandemi berakhir."

 

3 dari 4 halaman

Vaksin Bisa Cegah Pneumonia COVID-19?

Dalam dialog yang berbeda, dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa belum ada penelitian yang mengetahui secara rinci apakah vaksin COVID-19 juga dapat mencegah pneumonia apabila seseorang terinfeksi.

"Kita tahu vaksin yang ada saat ini itu uji klinis yang dilakukan belum secara rinci sampai ke arah apakah bisa mencegah pneumonia, yang ada adalah untuk membuktikan efektivitas dengan diberikan vaksin, apakah seseorang memiliki imunitas terhadap infeksi SARS-CoV-2," kata Agus.

"Sejauh ini hanya untuk menilai imunitas yang dapat muncul setelah divaksinasi," kata Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan itu, dalam diskusi yang tidak terkait dengan Bupati Sleman Sri Purnomo.

Senada dengan para ahli, Sri Purnomo pun meminta semua orang untuk tetap melakukan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun, meski telah divaksinasi COVID-19.

"Saya ingatkan vaksin bukanlah sebuah obat," katanya."Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit COVID-19 agar terhindar dari tertular maupun kemungkinan sakit berat," pungkasnya.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.