Sukses

Kisruh Raffi Ahmad dan Pentingnya Memilih Influencer untuk Kegiatan Vaksinasi COVID-19

Belajar dari kasus Raffi Ahmad ada baiknya memilih influencer yang tepat untuk mempromosikan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Heboh Raffi Ahmad yang keluyuran dan berfoto tanpa masker padahal habis melaksanakan vaksinasi COVID-19 bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbuntut panjang.

Tidak hanya pihak Istana, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Indonesia pun langsung menegur Raffi Ahmad.

"Kita harus terbuka terhadap segala kemungkinan dengan melibatkan selebritis dan influencer, terlebih lagi ketika kami memiliki program besar, seperi vaksinasi," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito pada Kamis, 14 Januari 2021.

Beberapa jam setelah kehebohan yang membuat Raffi Ahmad jadi trending topik kembali, ayah Rafathar Malik Ahmad langsung membuat video permintaan maaf. Meski begitu, polisi tetap turun tangan menyelidiki dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 dalam acara tersebut.

Pihak kepolisian berencana memanggil Raffi Ahmad untuk dimintai keterangan seputar pesta yang dihadirinya.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sosok Influencer untuk Mempromosikan Vaksinasi COVID-19 Menurut Deddy Corbuzier

Presenter Deddy Corbuzier melalui unggahan di Instagram pribadinya, @mastercorbuzier, mengajukan dua nama yang menurut dia cocok menjadi 'influencer' untuk mempromosikan kegiatan vaksinasi COVID-19 dengan baik.

Dua nama yang disebut Deddy adalah Dokter Tirta dan penulis Raditya Dika. Unggahan yang hingga Sabtu, 16 Januari 2021, telah disukai (likes) 183.851 akun tersebut muncul setelah mencuatnya kehebohan yang menimpa Raffi Ahmad.

"Mencoba memberikan solusi dalam hal ini. Tidak ada yang salah, hanya bisa lebih baik. Ketenaran penting untuk menyebarkan, tapi percaya, kalian juga butuh nilai," tulis Deddy Corbuzier sebagai keterangan dan tak lupa menyebut akun @dr.tirta @raditya_dika.

Bukan tanpa alasan Deddy Corbuzier 'memilih' Raditya Dika, yang rasa-rasanya pantas untuk menjadi influencer dalam mempromosikan vaksinasi COVID-19.

Menurut presenter yang belakangan ini aktif membuat konten Close the Door di Youtube, Raditya Dika peduli akan pandemi Virus Corona.

"Saya mengenalnya dengan baik. Saya tahu dia akan menyebarkan berita dan kabar baik. Saya tahu dia akan menjaga nilainya. Saya banyak bicara dengannya, dia salah satu pilihan yang tepat," lanjut keterangan tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Pentingnya Memilih Sosok Influencer yang Tepat untuk Mempromosikan Kegiatan Vaksinasi COVID-19

Dalam sebuah perbincangan dengan Health Liputan6.com yang terjadi sebelum mencuatnya kasus Raffi Ahmad, Dokter Kesehatan Jiwa dari Omni Hospital Alam Sutera, dr Andri SpKJ, menyinggung mengenai sosok influencer yang rasanya tepat untuk mempromosikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tanah air.

Menurut Andri, hal pertama yang harus dipikirkan adalah bahwa sosok tersebut benar-benar mau disuntik.

Sehingga, ketika orang tersebut merasakan efek samping setelah disuntik vaksin, dia mampu menyampaikannya dengan sangat baik.

Andri, mengatakan, sosok yang cocok untuk menjadi influencer dalam situasi seperti ini sebaiknya orang-orang yang dipercaya, seperti alim ulama, tokoh masyarakat, atau tokoh agama.

"Daripada 'influencer' yang membuat orang jadi berpikir 'Ah, dibayar kali dia', lebih baik seperti yang saya sebutkan," kata Andri.

Terlebih di daerah, tokoh agama memegang peranan penting dalam menyosialisasikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

"Selain kepala negara, kepala daerah, mungkin 'influecer' yang terpercaya, bukan influencer yang begitu deh (yang hanya memikirkan konten)," kata Andri.

"Influncer yang dipercaya menurut saya, kalau di sini adalah alim ulama, sih," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.