Sukses

Sejarah Penemuan Vaksin dan Vaksinasi Pertama di Dunia

Dulu, sebelum ditemukan vaksin pertama di dunia juga melalui proses yang panjang. Namun, vaksinasi pertama itu berhasil menyelamatkan banyak orang di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar orang di dunia tentu menunggu kehadiran vaksin COVID-19. Dulu, sebelum ditemukan vaksin pertama, dunia juga pernah melalui proses panjang berhadapan dengan wabah cacar. Namun, ketika vaksin ditemukan, vaksinasi pertama itu berhasil menyelamatkan banyak orang di dunia. Seperti apa sejarah vaksin pertama di dunia?

Pada setiap tahun di abad-18, hampir setengah juta orang di Eropa dan begitu pula di beberapa negara di seluruh dunia meninggal karena cacar (smallpox). Hingga akhirnya seorang dokter Inggris menemukan cara yang mengubah sejarah medis. yakni melalui vaksinasi.

Dikutip dari buku Science The Devinitive Visual Guide, Adam Hart-Davis, seorang peneliti dan penulis menjelaskan sejarah ditemukannya vaksin cacar.

Pada 1773, Edward Jenner mendirikan praktik medis di desa Berkeley di Gloucestershire Inggris. Jenner telah dibimbing John Hunter, seorang ahli bedah yang terkenal karena eksperimen-eksperimennya yang inovatif. Dan dokter desa yang muda itu begitu setia pada moto Hunter, "Jangan berpikir, coba."

Jenner begitu bersemangat dengan profesinya dan ia pun ikut memikirkan pengobatan cacar. Penyakit ini sebenarnya sudah dikendalikan secara tradisional dengan inokulasi, menggoreskan bahan yang diambil dari koreng cacar yang lebih ringan ke dalam kulit untuk meningkatkan kekebalan.

"Cara ini sudah dipraktikkan secara luas di Asia sejak zaman dahulu, dan pada awal 1700-an cara itu diadopsi elite Eropa," tulis Hart-Davis.

Jelas cara perlindungan dari cacar seperti ini berisiko infeksi. Karenanya, pengobatan tersebut membutuhkan alternatif yang lebih aman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksinasi Ditemukan

Jenner sebagai ilmuwan ikut mencari solusinya dengan mencatat sebuah pola, pemerah susu yang mengunjungi praktik medisnya karena terjangkit cacar sapi (cowpox) dari sapi-sapi mereka, penyakit yang jauh lebih jinak, tapi tidak terjangkit cacar (smallpox).

Jadi, pada tahun 1796, ketika seorang gadis pemerah susu yang menderita cacar sapi memeriksakan diri ke Jenner, dia melihat kesempatannya untuk menguji potensi perlindungan dari penyakit tersebut terhadap cacar.

Pada 14 Mei 1796, Jenner memindahkan cairan lepuh dari pemerah susu yang terkena cowpox ke kedua lengan James Phipps, putra tukang kebunnya yang berusia delapan tahun. Ini yang menjadi vaksinasi pertama di dunia.

Selanjutnya, Jenner mencari tahu apakah vaksinasi itu berhasil dan pada 1 Juli dia melakukan hal yang tidak terpikirkan. Jenner dengan sengaja mencoba menginfeksi Phipps dengan cacar (smallpox).

"Yang membuat Jenner lega, bocah itu tidak hanya selamat, tetapi tes lebih lanjut terus membuktikan bahwa dia tidak terpengaruh oleh cacar selama sisa hidupnya yang panjang," ujar Hart-Davis.

Pada tahun 1840, dengan uji coba awal Jenner tersebut akhirnya membuat pemerintah Inggris mengganti inokulasi dengan vaksinasi yang baru. Pemerintah dan ratu kagum dengan Jenner.

Vaksinasi cacar tersebut selanjutnya menyelamatkan miliaran nyawa dan pada akhirnya memicu inisiatif global yang akan menjadi program pertama dan satu-satunya untuk memberantas penyakit menular.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.