Sukses

Perawatan Fisik dan Sosialisasi Anak Sebagai Penerapan Fungsi Keluarga di Masa Pandemi COVID-19

Di masa pandemi COVID-19 keluarga menjadi unit masyarakat pertama dalam edukasi pencegahan wabah corona. Pada dasarnya keluarga memiliki berbagai fungsi penting dalam membangun kesehatan anggotanya.

Liputan6.com, Jakarta Di masa pandemi COVID-19 keluarga menjadi unit masyarakat pertama dalam edukasi pencegahan wabah corona. Pada dasarnya keluarga memiliki berbagai  fungsi penting dalam membangun kesehatan anggotanya.

Menurut psikolog klinis anak dari Universitas Indonesia (UI) Edward Andriyanto Sutardhio, dua dari fungsi penting tersebut adalah fungsi perawatan fisik dan fungsi sosialisasi anak.

Fungsi keluarga di masa pandemi COVID-19 dapat diawali dengan perawatan fisik. Keluarga dapat saling mengingatkan mulai dari hal sederhana seperti berolahraga, memberikan kesempatan istirahat yang cukup, dan menyediakan gizi yang cukup.

Selain itu, penyediaan disinfektan, penyediaan sabun pembunuh kuman, penyediaan masker dan pakaian lengan panjang jika hendak bepergian juga termasuk fungsi perawatan fisik.

“Ini sebenarnya bagian dari fungsi keluarga,” ujar Edward dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dikutip pada Rabu (18/11/2020).

Lebih jauh lagi, sebagian keluarga yang sadar betul akan pentingnya pencegahan COVID-19 bahkan telah melakukan pengaturan penggunaan alat makan.

“Sekarang ini ada yang lebih ekstrem lagi dan menurut saya jauh lebih positif yaitu menyediakan alat makan sendiri. Jadi setiap anggota keluarganya bawa alat makan sendiri.”

Hal ini dilakukan semata agar tidak menggunakan alat makan bekas orang lain termasuk keluarga sendiri.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sosialisasi Anak

Edward yang membuka layanan konsultasi jiwa mengaku pengaduan dengan jumlah yang cukup tinggi adalah tentang cara menerapkan psikoedukasi pada anak.

Terkadang anak bertanya-tanya mengapa mereka tidak boleh keluar rumah dan harus bersabar. Terkait hal ini, Edward mengutip sebuah buku tentang trauma dan stres pada anak. Dalam buku tersebut dituliskan saran untuk mengambil filosofi dari benda-benda sekitar yang dikenal anak.

Misal, anak familiar dengan kepompong. Maka orangtua dapat menjelaskan bahwa kepompong juga diam di satu tempat tidak bergerak namun ketika situasi sudah bagus maka ulat dalam kepompong akan keluar sebagai kupu-kupu yang indah.

“Mungkin ini bisa dipakai untuk menjelaskan kepada anak terkait COVID-19.”

“Ini juga menyenangkan ketika kita menjelaskannya dengan pemakaian masker. Kepompong itu tertutup maka kita juga harus tertutup agar terhindar dari gangguan-gangguan yang ada di luar,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.