Sukses

Jangan Stres, Nanti Kena Stroke Lho

Stroke rentan dialami oleh individu yang mudah sekali stres. Cegah stres berlebih agar tak mudah stroke.

Liputan6.com, Jakarta - Ahli bedah saraf dan tulang belakang, Dr Gurneet Sawhney, mengatakan, stroke bisa menyerang siapa saja yang gampang stres.

Dia, menekankan, mencegah terjadinya salah satu jenis gangguan mental, sama dengan mencegah munculnya penyakit yang menyerang otak akibat kurangnya pasokan darah.

Menemukan keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan, kata Gurneet, akan berpengaruh pada kesehatan fisik juga mental.

"Semakin seseorang stres, semakin tinggi risiko mereka terkena stroke," ujar Gurneet dikutip dari situs Indiana Express pada Kamis, 12 November 2020.

Gurneet mengingatkan bahwa stroke dapat membuat seseorang menjadi cacat. Serta dapat menyebabkan ketergantungan penuh pada orang lain untuk pekerjaan sehari-hari.

Dan, komunikasi yang tak lancar dapat menyebabkan lebih banyak stres, kecemasan, bahkan depresi.

Penting bagi seseorang untuk belajar mengatasi dan mengelola stres. Jangan sungkan mencari bantuan atau dukungan dari profesional maupun orang yang dikenal ketika stres mulai melanda.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa yang terjadi pada tubuh saat mengalami stres?

Stroke memang tidak langsung terjadi saat seseorang stres. Nah, Garneet menjelaskan proses yang terjadi pada tubuh saat seseorang stres, sampai akhirnya menjadi stroke.

- Sistem saraf melepaskan lebih banyak adrenalin dan kortisol, hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar gula.

- Sistem muskuloskeletal merangsang otot, sehingga menyebabkan sakit kepala, migrain, dan nyeri tubuh.

- Sistem pernapasan meningkatkan laju pernapasan, hal ini dapat menyebabkan hiperventilasi dan serangan panik.

- Sistem kardiovaskular menyebabkan peradangan pada arteri koroner dan peningkatan detak jantung, hal ini dapat memungkinkan terkena serangan jantung.

- Sistem gastrointestinal membuat Anda mengonsumsi lebih banyak makanan, alkohol, tembakau, menyebabkan mulas, asam lambung, mual, muntah, sembelit, diare, dan sebagainya.

Garneet menyarankan agar setiap orang dapat mengenali sinyal-sinyal tersebut dan dapat melakukan upaya, salah satunya jalan keluarnya adalah menghilangkan stres.

 

Berikut tips dari Garneet agar seseorang tidak gampang stres.

·        Lebih memerhatikan diri sendiri. Perhatikan kesehatan mental, fisik, dan emosional Anda. Temukan cara dan solusi terbaik untuk memerbaikinya.

·        Dengarkan suara hati dan perhatikan sinyal tubuh.

·        Lakukan meditasi untuk mengatur pernapasan dalam.

·        Ungkapkan rasa syukur untuk semua hal baik dalam hidup, terutama keluarga, teman, dan orang yang Anda cintai.

·        Belajar memberi dan menerima agar bahagia dalam berbagai situasi.

·        Berhemat sangat penting untuk tetap positif dalam situasi saat ini. Gunakan uang sesuai dengan prioritas dan kebutuhan.

·        Fokus dan manjakan diri dengan melakukan hal-hal atau aktivitas yang membuat rileks dan menenangkan pikiran.

“Tingkatkan kesehatan fisik, dan beralihlah ke pola makan yang sehat dan bergizi. Makan makanan segar, buah-buahan dan minum banyak cairan,” kata Garneet.

Apa hubungannya? Garneet mengatakan bahwa perut adalah otak kedua manusia. Perut yang sehat dapat membuat pikiran jadi sehat.

Garneet kembali mengingatkan bahwa stroke menjadi momok menakutkan di seluruh dunia. Sebab, satu dari empat orang dewasa berumur 25 tahun ke atas berisiko mengalami stroke.

“Fokuslah untuk mengurangi stres pada kehidupan kerja dengan hidup sehat dan seimbangkan dengan berolahraga, diet bergizi, dan sikap mental, karena jika tepat dan cepat, risiko stroke akan berkurang 90 persen” kata dia.

 Penulis: Deskhila Wijaya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.