Sukses

Selain Lingkungan, Distres Juga Dapat Dipicu Faktor dari Dalam Diri Sendiri

Psikolog dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru Surabaya Naftalia Kusumawardhani, S.Psi, M.si menerangkan tentang tekanan psikologis atau yang sering disebut distres.

Liputan6.com, Jakarta Psikolog dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru Surabaya Naftalia Kusumawardhani, S.Psi, M.si menerangkan tentang tekanan psikologis atau yang sering disebut distres.

 “Stres itu ada stres positif dan ada stres negatif. Kita memerlukan stres, kalau kita tidak pernah stres kita gak tahu sampai mana kemampuan kita,”  ujarnya dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ditulis pada Rabu (14/10/2020).

Stres positif adalah eustres dan stres negatif adalah distres yang perlu dihindari. Distres adalah gangguan yang menyebabkan ketidaknyamanan secara psikologis bagi individu baik yang disebabkan diri sendiri maupun lingkungan.

“Stres yang disebabkan diri sendiri bisa terjadi kalau memang individunya mencari masalah untuk diri sendiri seperti memiliki standar yang sangat tinggi dan tidak realistis dalam kehidupannya. Atau dia punya harapan yang sangat tinggi dan sulit dicapai.”

Menuntut diri untuk menjadi yang sempurna dan tidak bisa memaafkan diri juga termasuk dalam pemicu distres yang disebabkan diri sendiri.

“Kalau kita melakukan sesuatu kemudian menyesali, sebetulnya yang perlu kita maintain maaf dan dimaafkan itu diri sendiri dulu baru orang lain karena menyalahkan diri secara terus menerus sebagai sumber masalah ya itu gak sehat secara mental.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perbedaan Respons Setiap Individu

Stres adalah respons seseorang terhadap situasi yang dihadapi. Orang itu berada dalam ketegangan psikologis dan jika semakin tegang maka semakin tinggi pengaruhnya ke kesehatan fisik, tambah Naftalia.

“Stres memicu turunnya daya tahan tubuh. Dalam kondisi pandemi hindarilah distres supaya imun kita bagus.”

Respons orang terhadap stres berbeda-beda meskipun stresornya sama, katanya. Ia mencontohkan, ada dua anak yang dicemooh oleh teman-temannya anak pertama yang menerima cemoohan tersebut merespons distresnya dengan cara menangis di perjalanan pulang ke rumah sedang anak lainnya bisa memberi respons berbeda dengan melawan, membalas, atau memukul pelaku bullying.

“Perbedaan respons ini dipengaruhi oleh banyak hal di antaranya pola asuh, kepribadian anak, lingkungan sosial, dan sebagainya.”

3 dari 3 halaman

Infografis Jaga Imunitas Tubuh

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.