Sukses

Kendalikan COVID-19 Kabupaten Sidoarjo, Kemenkes Minta untuk Memperkuat Layanan Puskesmas

Untuk mengendalikan COVID-19 di Kabupaten Sidoarjo, Kemenkes tegaskan penguatan layanan puskesmas.

Liputan6.com, Sidoarjo Kunjungan Tim Taskforce Kementerian Kesehatan ke Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menekankan, pentingnya memperkuat layanan puskesmas untuk mengendalikan COVID-19. Apalagi puskesmas sebagai pelayanan dasar yang terdekat dengan masyarakat.

"Puskesmas itu hebat. Dialah yang terdepan dan terdekat dengan masyarakat Akan tetapi, perlu adanya penguatan kapasitas maupun dukungan dari pemerintah pusat dan daerah," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI H. M. Subuh di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, ditulis Sabtu (3/10/2020).

"Terutama dengan memberikan apa saja yang diperlukan tenaga kesehatan di puskesmas dalam mengatasi pandemi COVID-19."

Subuh menyampaikan beberapa poin penting arahan Presiden Joko Widodo dalam menangani COVID-19, yaitu penurunan angka penularan, penaikan angka kesembuhan, dan penurunan angka kematian. Selain itu, penelusuran kontak (tracing) juga harus dilakukan.

"Puskemas merupakan garda terdepan dalam mengatasi pandemi. Salah satunya dengan melakukan tracing," lanjut Subuh.

 

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Oximeter di Tiap Puskesmas

Dalam melakukan tracing, ada 3 hal yang perlu diperhatikan. Pertama, yaitu Early Warning System atau sistem Peringatan Dini, yang mana kita harus mengedukasi masyarakat. Bila ada gejala COVID-19, masyarakat harus datang ke puskesmas.

"Kedua, Early Detection atau deteksi dini. Setelah masyarakat merasakan gejala berhasil datang ke puskemas, kita melakukan pemeriksa suhu dengan alat pengukur suhu. Kita gunakan pulse oximeter untuk mengukur saturasi oksigen dalam sel darah merah dan detak jantung," lanjut Subuh selaku Ketua Tim Taskforce Kemenkes Provinsi Jawa Timur.

"Oximeter ini perlu disiapkan minimal tiap puskesmas memiliki 10 pulse oximeter. Ketiga, Early Diagnostics atau diagnosa dini. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan dengan bekerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP)."

 

3 dari 4 halaman

Pemeriksaan PCR di Puskesmas

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Sidoarjo Syaf Satriawarman menyambut saran Tim Taskforce Kemenkes.

"Saya tertarik dengan kembali memberikan penbelajaran kepada teman-teman tenaga kesehatan di puskesmas. Hal ini akan kita diskusikan lagi dan mungkin akan membuat pertemuan dengan teman-teman di puskesmas," ungkap Syaf dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Untuk saat ini, seluruh puskesmas sudah bisa melakukan suplai alat pelindung diri (APD). Bahkan kalau desa butuh APD, langsung kami serahkan, terutama untuk pemakanan."

Kunjungan ini juga dilakukan penyerahan bantuan dari Kementerian Kesehatan kepada kabupaten/kota Sidoarjo berupa:

Coolbox sejumlah 2 buah

Ice Gell sejumlah 12 pack

• Bulletin Master PIE 2 edisi

• Thermometer Stainless sejumlah 2 buah

• Handscoen sejumlah 10 buah

• Laeflet Media Promkes sejumlah 3 eksemplar

4 dari 4 halaman

Infografis Jawa Barat, Kenaikan Kasus Covid-19 Tertinggi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.