Sukses

IDI: Pernyataan di Bidang Kesehatan Tidak Boleh Berdasarkan Testimoni

Ketua Umum PB IDI mengatakan bahwa persoalan kesehatan berbeda dengan masalah sosial atau politik

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan bahwa sebuah pernyataan terkait bidang kedokteran atau kesehatan harus didasarkan pada metode keilmuan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M. Faqih dalam seminar daring bertajuk "Hoax atau Fakta" LIPI Uji Klinis Jahe Merah Sebagai Immunomodulator COVID-19" pada Senin kemarin.

"Yang perlu dimengerti masyarakat, yang perlu digaris bawahi, persoalan kesehatan, persoalan kedokteran, itu berbeda sekali dengan persoalan sosial, dengan persoalan politik," kata Daeng.

"Kita di dalam memberikan pernyataan di bidang kedokteran dan kesehatan itu tidak berdasarkan testimoni dan kampanye, tidak berdasarkan iklan, tetapi kita lebih berdasarkan kepada metode-metode keilmuan," ujarnya, ditulis Selasa (1/9/2020).

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merujuk pada Metode Keilmuan

Daeng mengatakan, maka dari itu, informasi tentang kesehatan haruslah merujuk pada metode keilmuan yang benar atau didasarkan pada sains.

"Pak (Presiden) Jokowi juga sudah sering menyampaikan, harus berdasarkan keilmuan. Tidak boleh berdasarkan testimoni, tidak boleh berdasarkan pengakuan, tidak boleh berdasarkan pernyataan-pernyataan di dalam iklan," kata Daeng.

"Memang masyarakat harus paham, informasi masalah kesehatan dan kedokteran harus ditelusuri kebenarannya secara ilmu."

Daeng menambahkan kebenaran secara ilmu hanya bisa didapatkan melalui metode-metode penelitian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.