Sukses

Generasi Alpha Melek Teknologi Sejak Dini, Tetap Perlu Pendampingan Orangtua

Analis sosial cum demograf asal Australia, Mark McCrindle, dalam penelitiannya menemukan fakta bahwa anak-anak yang lahir di atas tahun 2010 (Generasi Alpha), merupakan generasi yang paling melek dan tidak bisa dipisahkan dengan teknologi.

Liputan6.com, Jakarta Analis sosial cum demograf asal Australia, Mark McCrindle, dalam penelitiannya menemukan fakta bahwa anak-anak yang lahir di atas tahun 2010 (Generasi Alpha), merupakan generasi yang paling melek dan tidak bisa dipisahkan dengan teknologi.

Lebih jauh McCrindle mengatakan, kecakapan dalam menggunakan teknologi memperkuat perkiraan bahwa Generasi Alpha akan menjadi generasi yang paling maju, sejahtera, dan terdidik. Di sisi lain, tak sedikit orangtua yang mengalami dilema.

Pasalnya, untuk memiliki daya saing di masa depan, maka pengenalan digital teknologi pada Generasi Alpha mau tidak mau harus dilakukan sejak dini. Sementara, orangtua juga menyadari, ada banyak dampak negatif yang mungkin bisa didapatkan anak bila dikenalkan dengan teknologi digital, apalagi jika tanpa pengawasan. Di antaranya bisa membuat anak kecanduan gadget hingga menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang anti sosial.

Sehubungan dengan hal tersebut, Peybel SN, Project Manager Geniora mengatakan, “Kami sungguh memahami dan peduli akan kekhawatiran serta dilema yang dihadapi orangtua sehubungan dengan pengenalan teknologi, khususnya penggunaan gawai pada anak."

Melihat masalah tersebut, startup yang bergerak di bidang konten pendidikan anak berbasis teknologi, Geniora, meluncurkan Geniora Phone, ponsel pintar khusus untuk anak yang dilengkapi dengan fitur pendampingan orangtua di dalamnya.

Ponsel ini dapat diatur sepenuhnya langsung oleh orangtua lewat ponsel pintar jenis apapun yang dimiliki orangtua.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikendalikan Penuh Oleh Orangtua

Lebih lanjut Peybel menjelaskan bahwa ponsel ini dasarnya merupakan android smartphone entry level yang sudah dilengkapi dengan operating system Android 9.0, 5G Wi-Fi, kamera,sidik jari, dan kelengkapan lainnya.

“Yang membedakannya, ponsel ini dapat dihubungkan dengan smartphone orangtua melalui aplikasi Geniora Parent. Sehingga orangtua dapat mengawasi, membatasi, dan menginterupsi penggunaan gawai pada anak dengan menggunakan fitur-fitur parenting seperti Please Listen, Scheduler, dan Modes of Use.”

Fitur Please Listen berfungsi untuk menginterupsi ponsel saat anak terlalu lama bermain yang menyebabkan anak lupa waktu belajar, berdoa, tidur, dan lainnya. Dengan fitur ini, orangtua dapat mengingatkan anak akan kewajibannya melalui notifikasi yang akan muncul saat fitur ini diaktifkan. Apabila setelah diingatkan anak tetap menggunakan smartphone-nya, maka orangtua dapat mengunci Geniora Phone.

Orangtua juga dapat memilih dan mengelompokkan aplikasi yang sesuai untuk anak serta waktu yang tepat untuk mengaksesnya dengan menggunakan fitur Modes of Use. Dengan fitur ini, orangtua dapat melihat dan menyembunyikan aplikasi yang ada pada ponsel, sehingga anak-anak tidak bisa mengakses aplikasi lain selain aplikasi yang sudah ditentukan orangtua.

Aplikasi-aplikasi tersebut nantinya dapat diaktifkan secara otomatis menggunakan fitur Scheduler. Dengan demikian orangtua dapat menyesuaikan penggunaan ponsel dengan jadwal kegiatan anak, sehingga di luar jadwal yang sudah ditentukan, anak tidak dibebaskan mengakses ponselnya untuk hal lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.