Sukses

Hari Anak Nasional, Cegah Buah Hati Terpapar Asap Rokok di Rumah

Di Hari Anak Nasional 2020, Lentera Anak mengingatkan agar orangtua berupaya mencegah anak terpapar asap rokok di rumah.

Liputan6.com, Jakarta Masa pandemi COVID-19 membuat sebagian orangtua bekerja dari rumah dan anak sekolah di rumah. Hal ini membuat anak rentan terpapar asap rokok dari perokok dewasa yang ada di rumah. 

Paparan asap rokok yang terus menerus pada anak berpotensi menghambat hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal seperti disampaikan Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

Gencarnya iklan rokok di media sosial dan internet juga disorot Lentera Anak. Terlebih kini ada influencer dengan kemampuannya memengaruhi mempromosikan rokok elektronik di laman media sosial masing-masing.

Kondisi tersebut mengkhawatirkan apalagi melihat prevalensi perokok usia 10-18 tahun mencapai 9,1 persen berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018. Jika tidak ada upaya serius diperkirakan jumlah perokok anak pada 2030 mencapai 15,8 juta orang.

Menurut Lisda, Hari Anak Nasional (HAN) 2020 yang diperingati hari ini menjadi momentum yang pas untuk menyampaikan bahwa semua pihak harus berupaya secara optimal agar anak sebagai kelompok rentan terlindungi selama pandemi COVID-19. Termasuk terlindungi dari asap rokok.

“Peringatan HAN di masa pandemi COVID-19 ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia, baik orangtua, keluarga, masyarakat, dunia usaha, media massa dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal, sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia,” kata Lisda.

 

Saksikan juga video menarik berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Lain Pandemi COVID-19 pada Anak

Lentera Anak banyak menerima informasi yang dihimpun dari masyarakat terkait kesulitan orangtua memfasilitasi anak belajar secara daring (online). Seperti menyiapkan laptop atau gawai sementara anggaran keluarga terbatas di masa sulit seperti sekarang.

Permasalahan yang lain adalah orangtua stres mendampingi anak karena kurang cakap dalam menggunakan gawai untuk belajar jarak jauh.

"Ketidaktahuan terhadap model belajar daring bisa menjadikan orangtua tidak peduli dan cenderung membiarkan anak mengakses gawai dan media sosial tanpa bimbingan," kata Lisda.

Bila anak tidak diawasi dan dibimbing, ada kemungkinan anak stres belajar. Lalu, dampak lainnya adalah anak menggunakan internet untuk justru untuk tujuan hiburan seperti mencari teman baru, atau mengakses film dan video yang bukan ditujukan bagi anak.

Oleh karena itu, perlindungan terhadap anak perlu diupayakan semaksimal mungkin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.