Studi Baru: Orang Bersuara Lantang Paling Banyak Sebarkan Virus Corona

ilustrasi ngobrol di tengah pandemi corona — Photo by Mimi Thian on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Proceedings of National Academy of Sciences pada 13 Mei mengungkapkan bahwa interaksi yang sederhana saja bisa menyebarkan ribuan tetesan (droplet) ke udara selama 8 hingga 14 menit. Hal ini meningkatkan risiko penularan virus corona.

Para peneliti pun lalu melakukan percobaan untuk menentukan berapa banyak tetesan air liur yang dihasilkan saat berbicara.

Mereka menggunakan sebuah sinar laser untuk melihat tetesan yang kemudian ditransmisikan ke udara sementara sukarelawan berbicara ke dalam kotak yang telah disediakan.

Hasilnya, sekitar 2.600 droplet dihasilkan per detik ketika para sukarelawan berbicara dengan suara normal. Namun, saat diminta mengucapkan dengan suara yang lebih lantang, ternyata tetesan yang dihasilkan lebih besar dan banyak.

2 dari 2 halaman

Hasil penelitian

Masker Kain Memiliki Fungsi Penahan Droplet — Ilustrasi Masker Kain Credit: pexels.com/GustavoFring

"Kami memperkirakan bahwa setiap selama 1 menit bicara lantang menghasilkan setidaknya 1.000 droplet yang tetap mengudara selama lebih dari 8 menit, serta bahwa tetesan ini dapat dihirup oleh orang lain yang memicu infeksi Covid-19 yang baru" ungkap peneliti kepada World of Buzz.

Direktur medis pencegahan infeksi dan epidemiologi di Wake Forest School of Medicine, Werner E. Bischoff, mengatakan, tetesan air liur yang menyebarkan virus juga bervariasi di antara pasien.

"Beberapa orang mungkin memiliki viral load yang lebih tinggi dan dapat menghasilkan beberapa ribu partikel dan tetesan virus lebih banyak daripada yang lain," katanya kepada The New York Times.

Untuk itu, Werner menyarankan bagi siapapun untuk tetap menjaga jarak sosial dan mengenakan masker bila berinteraksi dengan orang lain. Dan selalu mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir selama minimal 20 detik.

COVID-19
Bencana Alam
Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China
Lihat Selengkapnya
COVID-19
virus corona
coronavirus