Sukses

Makan Hanya untuk Kepuasan dan Kesenangan, Apa Efeknya?

Di zaman saat ini banyak terlihat orang makan hanya untuk kepuasan semata tanpa memperhatikan aspek gizi di dalamnya.

Liputan6.com, Bandung Semua orang memiliki tujuan serupa dalam menjalani kehidupan ini yakni sehat. Rutinitas harian terkadang menjebak pada pola hidup yang tanpa disadari bisa memberi pengaruh buruk pada kualitas kesehatan.

Menurut staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dedeh, kebiasaan menunda makan dengan alasan sibuk maupun pilihan menu sembarang, perlahan tapi pasti bisa memicu beragam gangguan kesehatan. Kondisi ini bisa jadi merupakan gambaran umum kelompok profesional maupun kalangan muda zaman sekarang.

"Kehidupan modern yang menuntut kecepatan dan semua yang serba praktis, menjadikan orang sering berpikir simpel dan relatif tak peduli dengan pola makan sehat. Tanpa disadari, gaya hidup inilah yang justru mengacaukan pola makan sehat seimbang, konsumsi makanan yang amburadul akhirnya menjadi kebiasaan," jelas Dedeh dalam keterangan resminya yang ditulis Bandung, Selasa, 12 Mei 2020.

Dedeh mengatakan gaya hidup modern juga turut memicu berubahnya pola makan tradisional Indonesia yang semula sehat, menjadi miskin serat dan nutrisi lain. Pola makan tidak sehat meliputi diet tinggi lemak dan karbohidrat, makanan dengan kandungan sodium atau garam tinggi, rendahnya konsumsi makanan berserat, serta kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol.

Tidak dipungkiri, ujar Dedeh, globalisasi berpengaruh pada gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya pada pola makan. Dan kini, banyak orang yang mengonsumsi makanan tanpa pertimbangan dan lebih mengutakaman kesenangan dan kepuasan.

"Tak cukup hanya nasihat maupun ajakan, juga dibutuhkan kesadaran tinggi untuk menganut pola makan sehat. Harus dipahami bahwa-tubuh perlu asupan gizi, mineral, vitamin, dan serat yang seimbang guna optimalisasi proses metabolisme tubuh," ungkap Dedeh.

Yang pasti, lanjut Dedeh, kita sebaiknya menghindari makanan tinggi lemak, tinggi gula dan garam, tapi rendah vitamin dan nutrisi seperti makanan cepat saji dan jeroan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan tersebut akan membuat kita berisiko terkena penyakit degeneratif seperti jantung, hipertensi, diabetes, dan gagal ginjal.

Gizi seimbang bisa kita peroleh bila mengonsumsi makanan dalam kadar seimbang yakni antara sumber energi,lauk pauk, sayuran dan buah, serta waktu makan yang sesuai. Sebenarnya pada jauh hari yakni tahun 1950, pemahaman itu telah diterapkan dalam slogan ‘4 sehat 5 sempurna’.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.