Sukses

Cara Miliarder Hadapi COVID-19, Beli Ventilator hingga Mengungsi ke Pulau Pribadi

Coronavirus mungkin tidak mengenal batas sosial, ras atau profesional. Tetapi seperti yang disebut penulis F Scott Fitzgerald, "orang kaya sangat berbeda dengan Anda."

Liputan6.com, Jakarta Ketika wabah virus corona (Covid-19) membuat sebagian besar orang di dunia merasa bosan di rumah atau mungkin berebut bahan makanan dan masker, beberapa orang justru mengasingkan diri ke pulau pribadi, naik jet pribadi dan mungkin memiliki bunker pribadi dengan segala fasilitas dan makanan yang tercukupi.

Coronavirus mungkin tidak mengenal batas sosial, ras atau profesional. Tetapi seperti yang disebut penulis F Scott Fitzgerald, "orang kaya sangat berbeda dengan Anda."

Orang kaya tidak bisa diberi pilihan bertarung atau melarikan diri. Sebab dalam kondisi seperti ini, mereka pasti akan memilih penerbangan pribadi. Hal ini dibuktikan dengan pemesanan jet pribadi meningkat sepuluh kali lipat, terutama sejak wabah corona muncul. 

"Permintaan (penerbangan jet pribadi) kian menggila," kata Pemilik Southern Jet, Jerod Davis, seperti dilansir dari the Guardian.

CEO FlyEliteJets Christopher Williams-Martin, juga menyampaikan hal serupa. Bisnis yang biasanya meningkat pada Hari Valentine, kini ia menerima banyak permintaan penerbangan, termasuk dari mantan duta besar.

"Sekitar 270 permintaan dalam waktu lima hari, dari sebelumnya hanya 30 telepon dalam seminggu yang biasanya dia terima. Beberapa permintaan dari artis yang ingin pulang selepas tur karena khawatir negaranya ditutup karena corona," ujarnya, seperti dikutip CNBC.

Tak hanya jet, beberapa miliarder lain ada yang memutuskan untuk tinggal di laut dengan kapal pesiar, ungkap CEO broker Burgess Yachts, Jonathan Beckett.

"Anak-anak mereka tidak hanya akan menerima homeschooling tetapi juga akan mengambil pelajaran memasak dengan koki bersertifikat dan menghabiskan waktu di ruang mesin untuk mempelajari lebih lanjut tentang sisi teknis berperahu pesiar," ujarnya.

 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pulau pribadi

Ketika yang lain sibuk mencari ruang yang lebih terbuka karena harus menjaga social distancing, kalangan berduit memilih tinggal di pulau mereka sendiri atau menyewa pulau.

"Private Island Gladden, tak jauh dari pantai Belize di Karibia sangat populer dengan segala fasilitas dan privasi lengkap," jelas Chris Krolow, CEO pasar penjualan dan persewaan Kepulauan Private.

Tak perlu khawatir berada di tengah lautan, sebab para staf juga tinggal di pulau kecil yang dekat dengan tamu. Nantinya tamu bisa menekan tombol merah untuk meminta mereka datang. 

"Ini mungkin tempat teraman di planet ini bagi siapa pun yang ingin bersembunyi dari virus mengerikan ini karena jaraknya 20 mil dari daratan," kata Krolow.

Biaya menginap di pulau ini $2.950 atau hampir Rp50 juta per malam untuk dua orang menyewa seluruh pulau.

Tempat populer lainnya di Karibia adalah Pulau Biru di Bahama karena landasan pacu pribadinya, yang menurut Krolow menarik minat orang-orang dengan jet pribadi. Namun begitu sampai sana, seseorang bisa ke mana-mana karena pembatasan perjalanan sampai bandara dibuka kembali. 

 

 

 

3 dari 3 halaman

Lantas, apakah hal ini efektif dan membuat mereka terhindar dari virus corona?

Faktanya, penyakit Covid-19 tidak pandang bulu. Virus ini menyerang siapa saja yang kontak dengannya. Artinya, orang kaya pun bisa saja tertular.

Hanya saja, orang kaya sudah lebih dulu mengadopsi langkah-langkah perlindungan lebih awal dan mungkin lebih baik daripada orang berpenghasilan menengah ke bawah, tulis New York Times.

Contohnya saja, 1 persen orang terkaya di Amerika Serikat. Mereka bisa dikatakan dapat menikmati hidup di saat wabah virus mengancam semua orang. Sangat jauh berbeda dengan pemandangan posko-posko kesehatan di pinggir jalan yang saat ini sering kita temui.

Namun, Anda tidak bisa menyalahkan orang kaya juga karena mereka memiliki harta yang melimpah dan pastinya juga ingin menyelamatkan diri dan keluarganya. Selain itu, mereka juga turut menyumbang untuk petugas garda terdepan dalam memerangi Covid-19. Salah satunya adalah Bill Gates yang turut menyumbang kepada para peneliti untuk mengembangkan penelitiannya.

Rasanya tidak adil jika mengatakan mereka hidup tanpa ketakutan. Karena mereka tentu tahu kasus terkonfirmasi James Dolan, aktor Tom Hanks dan Pangeran Charles.

Ahli epidemiologi dari Harvard, Dr. Ashwin Vasan mengatakan kepada CNN bahwa dia mendengar cerita yang mengganggu soal orang kaya yang membeli ventilator sendiri. Di lain waktu ia juga mendengar bahwa para gubernur menimbun bahan pokok karena takut sewaktu-waktu kehabisan.

Vasan juga mendengar kalau orang kaya ini telah memperoleh profilaksis, obat malaria hydroxychloroquine untuk simpanan mereka sendiri, yang walaupun saat ini masih menjalani uji klinis sebagai kandidat untuk terapi Covid-1. Vasan mengatakan bahwa siapapun yang memasok obat itu berbahaya, dan juga tidak bertanggung jawab.

Namun ironisnya, pendekatan orang-orang kaya saat ini bisa menjadi bumerang bagi mereka sendiri, menurut Dr. William Haseltine, seorang ahli biologi dan mantan profesor di kedokteran Harvard.

"Orang-orang yang meninggalkan kota, membuat diri mereka berada pada risiko tinggi dibandingkan mereka yang memilih bertahan di rumah dan mempraktikkan isolasi serta kebersihan itu yang terbaik," katanya.

Haseltine beranggapan, kesalahan fundamental jika seseorang berpikir bahwa berada di tempat terbuka akan lebih aman (daripada tempat tertutup). Sebagaimana psikologis orang yang merasa lebih nyaman berada di kampung halaman karena merasa lebih tenang dan dekat dengan keluarga.

"Penyakit Covid-19 ini berbeda dengan wabah pes yang menyebar melalui tikus dan lalat. Sayangnya, Covid-19 tidak pandang bulu bahwa orang desa atau orang kota atau orang miskin, orang kaya, semua kemungkinan bisa terinfeksi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini