Sukses

Jumlah Kalori yang Terbakar Saat Otak Berpikir

Otak tidak pernah benar-benar beristirahat, ketika tidur saja misalnya, otak masih membutuhkan bahan bakar untuk terus mengeluarkan sinyal antar sel untuk menjaga fungsi tubuhnya.

Liputan6.com, Jakarta Ketika tubuh dalam keadaan diam, tidak terlibat dalam aktivitas apa pun selain bernapas, mencerna, dan menjaga dirinya tetap hangat, otak menghabiskan 20 hingga 25 persen dari keseluruhan energi tubuh.

Bahkan, selama masa kanak-kanak, otak cenderung 'lebih rakus'. "Dalam usia rata-rata 5-6 tahun, otak dapat menggunakan lebih dari 60 persen energi tubuh," kata Doug Boyer, profesor antropologi evolusi Duke University, Amerika Serikat. 

Selain itu, otak tidak pernah benar-benar beristirahat. Boyer menjelaskan bahwa ketika tidur, otak masih membutuhkan bahan bakar untuk terus mengeluarkan sinyal antar sel untuk menjaga fungsi tubuhnya.

Terlebih lagi, cara kerja otak seperti armada sel yang berfungsi untuk menyalurkan makanan menuju neuron, dan sel-sel ini juga membutuhkan bagian dari glukosa tubuh untuk bertahan hidup dan terus melakukan pekerjaan mereka.

Sumber daya besar yang dikhususkan untuk membangun otak juga membantu menjelaskan mengapa selama periode perkembangan intensif, ketika manusia berusia 5 atau 6 tahun, otak meningkat hampir tiga kali jumlah energi yang dibutuhkan otak orang dewasa.

Saksikan Video Menarik Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hal baru pengaruhi kinerja otak

Otak adalah penghasil energi yang sangat besar. Semakin banyak seseorang menjalankan organnya, semakin banyak energi yang digunakan.

"Ketika Anda berlatih untuk mempelajari sesuatu yang baru, otak beradaptasi untuk meningkatkan transfer energi di daerah (otak) apa pun yang dillakukan selama pelatihan," kata Claude Messier, profesor psikologi dan neurosains di University of Ottawa Canada, seperti yang dikutip pada laman Live Science.

Menurutnya, seiring berjalannya waktu, ketika seseorang menjadi lebih terampil dalam melakukan tugas tertentu, otak tidak lagi harus bekerja keras untuk menyelesaikannya, dan dengan melakukan tugas tersebut pada akhirnya akan membutuhkan lebih sedikit energi.

Dengan kata lain, mempelajari tugas baru atau melakukan sesuatu yang sulit sebenarnya bukan bagian yang paling menghabiskan energi dari pekerjaan otak. "Ketika kita mempelajari hal-hal baru atau belajar bagaimana melakukan aktivitas baru, jumlah energi yang masuk ke aktivitas 'baru' itu agak kecil dibandingkan dengan keseluruhan konsumsi energi otak," jelas Messier.

 

Penulis: Lorenza Ferary

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.