Sukses

Keliru Duga Alpukat dengan Wasabi, Nenek 60 Tahun Berujung Terkena Sindrom Patah Hati

Rasa wasabi yang pedas menyengat membuat wanita 60 tahun terkena takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati.

Liputan6.com, Jakarta Warna serta bentuknya memang nyaris serupa. Namun dari segi rasa, jauh berbeda!

Ya, cenderung sulit untuk membedakan antara wasabi dengan daging alpukat yang telah dihaluskan. Hal itu dialami oleh seorang nenek. Akibat salah santap, sang nenek sampai harus dilarikan ke rumah sakit.

Kasus yang menimpa wanita usia 60 tahun itu dimuat dalam The British Medical Journal (BMJ). Nenek tersebut tengah menghadiri sebuah resepsi pernikahan ketika keliru menyantap wasabi. Rasa wasabi yang pedas menyengat membuatnya terkena takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati.

Menurut jurnal BMJ, sindrom patah hati itu merujuk pada kondisi disfungsi ventrikular kiri yang biasa dialami wanita lansia setelah terkena stres fisik atau emosional yang intens (dalam hal ini kondisi terkejut).

Para peneliti meyakini, ini merupakan kasus pertama terkait konsumsi wasabi, melansir laman New York Post.

"Beberapa menit setelah dia mengonsumsi wasabi, dia merasa dadanya mendadak terasa tertekan lalu menyebar ke lengan. Kondisi itu berlangsung beberapa jam," tulis para peneliti.

"Wanita itu memutuskan untuk tidak meninggalkan tempat resepsi dan nyerinya perlahan hilang. Pada hari berikutnya, dia merasa lemas dan tak nyaman, membuatnya memeriksakan diri."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah kembali pulih

Kini, nenek itu telah pulih setelah mendapat penanganan di pusat jantung. Satu bulan setelah kejadian, nenek tersebut dinyatakan sehat.

Anda tak perlu takut menyantap wasabi. Kasus dampak wasabi pada wanita lansia tersebut semata-mata karena dia menelan wasabi dalam jumlah cukup banyak dalam waktu bersamaan.

"Dalam laporan kasus kami, jumlah wasabi yang dikonsumsi pasien luar biasa banyak, sekitar satu sendok teh," tulis para peneliti.

Mereka juga sepakat menyatakan bahwa penyebab sindrom patah hati masih menjadi misteri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini