Sukses

Lidah Baru untuk Rebecca Berasal dari Kulit Lengannya

Lidah baru dipasang untuk Rebecca, yang berasal dari kulit lengannya.

Liputan6.com, Nottingham Seorang wanita yang didiagnosis menderita kanker lidah menjalani operasi untuk menggantikan lidah dengan menggunakan bagian kulit dari lengannya. Rebecca Patterson diberi kabar mengejutkan tak lama setelah ia bertunangan pada April 2019.

Rebecca rupanya mengalami luka di lidah dan bercak putih pada mulutnya selama sekitar delapan tahun lalu. Pada awalnya, para dokter mendiagnosis sariawan oral, tetapi Rebecca, yang berasal dari Nottingham, Inggris kian lama merasa sangat kesakitan. Bahkan ia hampir tidak bisa berbicara dan makan.

Setelah didiagnosis kanker lidah, ia baru-baru menjalani operasi selama 11,5 jam yang melelahkan untuk mendapatkan "lidah baru".

"Anda tidak akan pernah bisa mempersiapkan diri saat mendengar kata-kata 'Ini kanker lidah,'" kata Rebecca, dikutip dari Metro, Minggu (22/9/2019).

"Aku duduk di ruang konsultan mencoba memproses apa yang terjadi dengan berpikir, 'Apakah aku akan mati? Apakah aku akan kehilangan lidah? Bagaimana kehidupan akan kembali normal? Duniaku telah hancur berkeping-keping. Aku ingat mengatakan ini kepada konsultan, 'Aku tidak bisa begitu saja menderita kanker lidah, hidupku dengan tunangan baru saja dimulai.'”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lidah dari Kulit Lengan

Demi terbebas dari kanker lidah dan menjalani kehidupan yang normal, Rebecca menjalani operasi pengangkatan lidah. Lidah baru pun dibentuk dari kulit di lengannya.

Ahli bedah mengangkat sisi kanan lidah Rebecca, lalu mengambil kulit serta arteri dari lengan kiri untuk membangun lidah baru. Tim dokter juga mengangkat kelenjar getah bening kanan di leher dan dua gigi belakangnya sehingga lidah yang baru akan pas terpasang di mulut.

"Saat bangun dari tidur di ranjang rumah sakit, aku menemukan lenganku dibalut perban. Dua selang keluar terpasang leherku, yakni trakeostomi (selang untuk salurna udara, bernapas) dan selang makanan," lanjut Rebecca.

"Sementara menjalani pemulihan di rumah sakit, kondisiku mengalami banyak pasang surut. Aku tidak bisa berbicara selama seminggu. Hanya bisa berkomunikasi melalui tulisan. Takut juga kalau selang trakea juga bocor. Lenganku rasanya seperti mati rasa. Gerakan leher sangat terbatas."

Rebecca juga tidak bisa melakukan apa pun secara mandiri. Ia mengandalkan perawat untuk mencuci, berpakaian, dan memindahkan tubuh. Ia merasa terjebak di dalam tubuh sendiri seakan berada di titik terendah sepanjang masa.

Kini Rebecca sudah pulang ke rumah. Ia sedang berjuang mengembalikan hidupnya menjadi normal.

3 dari 3 halaman

Sulit untuk Makan

Walaupun sudah pulang ke rumah, Rebecca masih sulit untuk makan. Aktivitas mandi pun tidak mudah dilakukan.

"Waktu makan jadi sulit karena aku harus makan makanan yang dihaluskan, aku terengah-engah. Aku juga tidak bisa mandi dengan mudah. Bekas luka di lengan belum sembuh dan butuh bantuan orang lain ke kamar mandi," ujarnya, dikutip Nottingham Post.

Pemulihan Rebecca juga dibantu psikolog. Perawat yang merawat Rebecca merujuknya ke Clinical Psychology Cancer Service di King’s Mill Hospital untuk membantu pemulihan dukungan emosional Rebecca bertemu psikolog klinis, Sanchia Biswas. Kondisi psikologis Rebecca perlahan-lahan pulih. Ia mampu menerima kondisi yang dialaminya sekarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.