Sukses

Begini Penanganan Jemaah Haji yang Sakit di Area Masjidil Haram

Alur penanganan jemaah haji yang mengalami kondisi darurat medis di area Masjidil Haram Makkah.

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas jemaah haji seluruh dunia saat ini sudah mulai terpusat di Masjidil Haram, Makkah. Hampir seluruh jamaah dari berbagai negara telah tiba di Makkah-Arab Saudi, termasuk jamaah haji dari Indonesia.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per awal pekan ini (28-29 Juli 2019) lebih dari 162 ribu jemaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi.

Situasi di Makkah yang padat menyebabkan beban fisik bertambah. Prosesi Tawaf dan Sai yang mengandalkan fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh masing-masing jemaah haji.

Apalagi jemaah haji yang punya riwayat penyakit sebelumnya ditambah faktor usia juga kelelahan akan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan yang terjadi dapat berupa kondisi darurat medis.

“Beberapa kondisi darurat yang kami temukan, antara lain menurunnya tekanan darah akibat kurangnya asupan makan dan minum sebelum beraktivitas. Ada juga faktor penyakit lainnya, misal, terjatuh saat naik eskalator sehingga menyebabkan terluka, sesak napas, nyeri ulu hati hingga mengalami mual muntah," papar Hafidh Hanifudin, salah seorang anggota Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Kementerian Agama RI yang bertugas di Masjidil Haram, Selasa (30/7/2019) dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com.

Ada juga jemaah haji yang kena serangan jantung. Sehingga, penanganan darurat medis segera dilakukan.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Evakuasi Jemaah Haji

Hafidh menambahkan, penanganan darurat medis bagi jemaah haji yang membutuhkan pertolongan berkoordinasi dengan Tim Gerak Cepat (TGC) Kementerian Kesehatan dan tim medis emergensi Arab Saudi.

"Dalam menolong jemaah haji yang mengalami kondisi darurat medis dan butuh penanganan intervensi, kami berkoordinasi dengan Tim Gerak Cepat (TGC) Kementerian Kesehatan, yang ditempatkan di Terminal Syib Amir, dan juga dengan tim medis emergensi Arab Saudi yang ada di beberapa titik Masjidil Haram," jelasnya.

Adanya koordinasi tersebut karena penanganan darurat medis dilakukan di negara orang lain, yang mana tuan rumah memiliki otoritas terkait penanganan jemaah yang mengalami kondisi darurat. Namun, tim P3JH memprioritaskan, evakuasi jamaah yang mengalami kondisi darurat ke fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Tim TGC.

3 dari 3 halaman

Dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia

Setelah jemaah haji yang mengalami kondisi darurat dievakuasi, maka akan dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Jika memang perlu dirujuk ke rumah sakit, maka tim KKHI akan mengkoordinasikan dengan pihak rumah sakit Arab Saudi.

Wakil Koordinator Tim P3JH Arab Saudi 2019, Mahesa Paranadipa menerangkan, saat koordinasi tersebut, kendala bahasa sering terjadi dengan tim medis Arab Saudi, terang

“Walaupun begitu, kita tetap menghormati otoritas tuan rumah yang juga didukung oleh tim medis dan sarana prasarana kesehatan yang telah disiapkan untuk melayani jemaah haji dari seluruh dunia," tambahnya.

Data Siskohat saat ini mencatat, sebanyak 30 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di di Arab Saudi. Tetapi tidak ada keterangan penyebab kematian. Jumlah ini dikhawatirkan akan bertambah bila kondisi-kondisi yang berisiko darurat medis tidak segera ditangani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.