Sukses

Pria Bertubuh Pendek Rentan Kerontokan Rambut di Usia Dini

Penelitian ini mengapa rambut rontok bisa terjadi lebih cepat memiliki kaitan dengan tubuh yang pendek serta berbagai penyakit

Liputan6.com, Jakarta Bagi para pria yang memiliki tubuh pendek mulai sekarang harus berhati-hati. Menurut sebuah penelitian dari University of Bonn, Jerman, laki-laki bertubuh pendek memiliki risiko lebih tinggi rambut rontok sebelum waktunya.

Melansir Science Daily pada Senin (30/4/2018), studi ini meneliti materi genetik lebih dari 20 ribu orang. Data yang mereka dapat menunjukkan bahwa kerontokan rambut dini terkait dengan berbagai karakteristik fisik dan penyakit.

Tidak hanya itu, pria dengan rambut rontok yang prematur lebih rentan terkena penyakit jantung dan kanker prostat. Data genetik dalam penelitian ini mengonfirmasi pernyataan tersebut. Bahwa ada hubungan lebih lanjut dengan karakteristik dan penyakit lainnya.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature communications ini, para peneliti menganalisis data genetik sekitar 12 ribu pria dengan kebotakan dini. Sekitar 12 ribu pria tanpa rambut rontok berfungsi sebagai kontrol. Mereka berasal dari tujuh negara yang berbeda.

"Dengan begitu kami dapat mengidentifikasi 63 perubahan pada genom manusia, yang meningkatkan risiko kerontokan rambut prematur," kata penulis utama studi internasional tersebut, Dr. Stefanie Heilmann-Heimbach, Ahli genetika manusia dari Universitas Bonn.

"Beberapa perubahan ini juga ditemukan bersama dengan karakteristik dan penyakit lain, seperti ukuran tubuh yang kecil, pubertas lebih dini, dan berbagai jenis kanker."

Simak juga video menarik berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pria dengan Rambut Rontok Tidak Perlu Khawatir

Prof. Markus Nöthen, Direktur Institut Genetika Manusia di Universitas Bonn mengatakan mekanisme molekuler yang mendasari hubungan antara rambut rontok dini dan penyakit lainnya, hanya bisa dipahami sampai batas tertentu.

Ke depannya, masih harus diteliti lagi hubungan tentang hal ini dan berbagai tanda-tandanya secara lebih rinci.

"Pria dengan rambut rontok prematur tidak perlu khawatir," ujar Nothen.

"Risiko penyakit hanya meningkat sedikit. Namun, menarik untuk melihat bahwa kerontokan rambut sama sekali bukan karakteristik yang terisolasi, tetapi menampilkan hubungan dengan karateristik lain."

Studi ini menawarkan pengetahuan baru untuk melihat penyebab biologis rambut rontok dengan mengidentifikasi gen yang terlibat. Sel-sel kekebalan dan lemak di kulit kepala jelas terkait dengan hal ini bersama dengan sel-sel folikel pada rambut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.