Sukses

Ungu Warna Resmi Hari Perempuan Sedunia, Alasannya?

Setiap peringatan punya warnanya sendiri. Untuk Hari Perempuan Internasional, warna yang digunakan yakni ungu. Mengapa? Berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta Setiap peringatan umumnya memiliki warna masing-masing. Pada pemilu 2016 di Amerika Serikat, masyarakat diajak untuk menggunakan pakaian berwarna putih. Pada Hari Perempuan Internasional, yang jatuh pada 8 Maret, warna yang dapat dipakai yaitu ungu.

Dilansir dari Fortune, Kamis (8/3/2018), Ungu sudah menjadi warna resmi dari Hari Perempuan Internasional lebih dari seabad yang lalu. Ketika itu, sebanyak 15.000 wanita yang berbasis di Kota New York menuntut kondisi kerja dan hak suara yang lebih baik. Oleh sebab itu, tanggal 8 Maret menjadi peringatan akan prestasi politik, sosial, dan ekonomi, serta kesetaraan gender.

Melalui situs resmi Hari Perempuan Internasional, mengutip dari Fortune, warna ungu diyakini secara internasional melambangkan wanita. Secara historis, kombinasi antara warna ungu, hijau, dan putih berasal dari Serikat Sosial dan Politik Perempuan di Inggris tahun 1908. Selain itu ungu pun menggambarkan keadilan dan martabat.

Masih pada histori yang sama, warna hijau pun melambangkan harapan, sedangkan warna putih melambangkan kemurnian. Namun demikian, warna ini sudah tidak digunakan lagi, sebab kemurnian menjadi konsep kontroversial. Oleh sebab itu, warna kuning pun menjadi pengganti yang melambangkan kebangkitan feminisme.

Jika ungu dikombinasikan dengan warna hijau, hal ini menjadi lambang feminisme tradisional. Lalu, jika ungu dikombinasikan dengan putih, hal ini menjadi pertanda feminisme kontemporer yang progresif.

Ketiga warna ini dominan digunakan untuk melambangkan feminisme. Meski demikian, warna ungu diyakini menjadi salah satu warna yang paling dominan pada Hari Perempuan Internasional di antara ketiganya. Hal ini karena ungu menjadi lambang dari wanita itu sendiri.

 

Saksikan juga video berikut ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perempuan menggunakan warna sebagai simbol protes

Terkait dengan warna, perempuan kerap menggunakannya sebagai bentuk protes. Hal ini ditunjukkan pada saat pemilu 2016. Pada saat itu, para perempuan menggunakan warna putih untuk memberi penghormatan pada sifat historis dari kontes tersebut. Hal inilah yang membuat Hillary Clinton menjadi perempuan pertama yang menjadi kandidat pertama dari partai politik besar.

Tak hanya itu, warna hitam pada Golden Globe Awards bulan Februari lalu pun tak bisa lepas dari peran perempuan. Pada saat itu, perempuan menggunakan pakaian serbahitam sebagai bentuk perlawanan terhadap perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.