Sukses

Hanya Satu Embusan Napas, Alat Kesehatan Ini Bisa Deteksi 17 Penyakit

Sebuah alat kesehatan untuk mendiagnosis penyakit hanya dengan napas saat ini telah ditemukan.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah alat kesehatan canggih baru saja ditemukan. Sekali bernapas dengan breathalyzer, dokter dapat mendiagnosis 17 penyakit yang berbeda. Alat kesehatan ini mampu mendeteksi berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, iritasi usus besar, serta beberapa macam sklerosis.

Dilansir dari Live Science, Rabu (14/2/2018), penelitian ini mengundang sekitar 1400 orang dari lima negara berbeda untuk bernafas dengan alat kesehatan tersebut, yang saat itu, masih dalam pengujian.

Menurut riset yang dipublikasi dalam jurnal daring ACS Nano tersebut, alat kesehatan ini dapat mengidentifikasi setiap penyakit dengan akurasi 86 persen.

Menurut peneliti, teknologi ini bekerja karena masing-masing penyakit memiliki coraknya masing-masing.

Alat ini sendiri menganalisa senyawa mikroskopis yang disebut volatile organic compounds (VOC) atau senyawa organik volatil. Pengujian untuk VOC sebenarnya bukanlah hal yang baru. Jauh di tahun 400 SM, dokter melakukan diagnosis dengan mencium bau tubuh pasien. Mereka melakukannya dengan mencium kotoran dan air kencing para anak bangsawan setiap hari.

Namun, memeriksa napas adalah cara yang lebih mudah untuk menguji senyawa VOC tersebut.

 

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meneliti di Lima Negara

Breathalyzer memiliki dua lapisan nano. Satu dengan karbon dan yang lainnya tanpa karbon. Lapisan tanpa karbon memberikan konduktivitas listrik. Sementara lapisan satunya untuk menahan VOC yang diembuskan.

Menurut periset tersebut, ada ratusan VOC yang dihembuskan, namun para periset hanya butuh 13 untuk membedakan 17 penyakit berbeda. Contohnya, beberapa VOC terkait dengan beberapa penyakit seperti kanker ovarium, radang usus, dan kanker payudara. Sementara lainnya terkait dengan penyakit hati, sakit ginjal, dan diabetes.

Dalam penelitiannya, periset membagi 813 orang dengan salah satu dari 17 penyakit tersebut, dan sisanya adalah mereka yang berada di negara yang sama namun tidak memiliki penyakit tersebut. Mereka berada di Israel, Perancis, Latvia, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Dengan kecerdasan buatan, mereka menghitung VOC dengan berdasarkan simpanan data untuk tiap-tiap penyakit yang menunjukkan pola VOC yang sama.

3 dari 3 halaman

Kemajuan yang Luar Biasa

Breathalyzer sendiri belum siap untuk dipasarkan. Masih harus dilakukan pengujian lebih lanjut dengan tingkat akurasi yang lebih baik. Namun, penelitian ini merupakan sebuah kemajuan yang luar biasa.

Penelitian tersebut menyatakan, apabila ini berhasil, ini akan jadi alat yang terjangkau, mudah digunakan, mutah, dan ringan untuk digunakan siapa saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.