Sukses

Kusta Masih Hantui Masyarakat Indonesia

Jelang Hari Kusta Sedunia ke-65, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum eliminasi kusta.

Liputan6.com, Jakarta Hingga kini, penyakit kusta belum hilang di Indonesia. Masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum eliminasi kusta seperti disampaikan Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, Wiendra Waworuntu.

“Kasus kusta (jumlahnya) sedikit ya bila dibandingkan penyakit lainnya, tetapi masih adanya kasus kusta di Indonesia juga ini merupakan persoalan yang harus kita selesaikan," kata Wiendra di Jakarta jelang Hari Kusta Sedunia ke-65 yang diperingati setiap Minggu pekan terakhir di Januari.

Saat ini angka prevalensi kusta di Indonesia saat ini 0,71 per 10.000 penduduk dengan total 18.248 kasus terdaftar seperti mengutip rilis Kementerian Kesehatan ditulis Rabu (31/1/2018).

Beberapa wilayah di Indonesia yang belum eliminasi kusta yakni di wilayah Jawa bagian timur, Sulawesi, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara. Prevalensi kasus kusta di wilayah tersebut masih lebih dari 1 per 10.000 penduduk.

“Meskipun demikian, bukan berarti kasus tidak ditemukan di provinsi lainnya. Kasus kusta diharapkan semakin sedikit, semakin hilang. Tidak dipungkiri pasti kusta masih ada, tetapi catatannya adalah jangan sampai ada penularan (kasus baru) dan penderita kusta jangan sampai cacat. Itu upaya kita," kata Wiendra.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sering terlambat ditemukan

Penyakit kusta sering ditemukan terlambat karena masyarakat mengabaikan tanda dan gejalanya seperti disampaikan dr. Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi, SpKK (K) dari persatuan dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI).

“Karena tidak merasa sakit, tidak gatal, penderita cenderung abai. Padahal penyakit berlangsung terus, berpotensi menularkan dan menimbulkan kecacatan," kata dokter yang akrab disapa Dini di kesempatan yang sama. 

Padahal, keberadaan penderita kusta yang belum mengonsumsi obat kusta atau berobat tidak teratur, kata Dini, merupakan sumber penularan. Orang kusta bisa menularkan kuman melalui percikan cairan pernafasan, maupun kontak melalui kulit yang luka.

“Cara penularannya seperti Tuberkulosis, namun lebih sulit menular dibanding Tuberkulosis karena harus melakukan kontak dalam waktu yang cukup lama (durasi panjang) dengan penderita," kata Dini lagi.

 

3 dari 3 halaman

Gejala kusta

Gejala penyakit kusta adalah keberadaan bercak putih atau merah di kulit. Bercak tersebut tidak gatal, tidak nyeri, tetapi baal (kurang rasa atau mati rasa).

Bercak seringkali ditemukan di bagian siku, karena ada syaraf yang dekat dengan permukaan kulit, ada pula bercak yang ditemukan di sekitar tulang pipi (wajah), telinga, atau bahu (badan).

Selain itu, ada penderita yang menunjukkan gejala berupa bintil kemerahan yang tersebar, ada pula yang gejalanya kulit sangat kering (tidak berkeringat) dan rambut alis rontok sebagian/seluruhnya.

Sebagian besar penderita pada awalnya tidak merasa terganggu. Kadang disertai kesemutan, nyeri sendi dan demam hilang timbul, bila mengalami reaksi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.