Sukses

Penyebab Perkawinan Anak Marak Terjadi di Perkotaan

Perkawinan anak tak hanya terjadi di pedesaan. Tapi juga terjadi di perkotaan.

Liputan6.com, Jakarta Perkawinan anak tak hanya terjadi di pedesaan. Tapi juga terjadi di perkotaan. Namun, ada penyebab berbeda dari adanya perkawinan anak di pedesaan dan perkotaan.

Di pedesaan, faktor ekonomi menjadi salah satu alasan terjadinya perkawinan anak. Ekonomi keluarga yang pas-pasan dan termasuk dari kalangan miskin justru membuat orangtua ingin segera menikahkan anaknya dengan orang lain.

Ketika anak memasuki usia remaja, orangtua sering menganggap anak perempuannya telah siap untuk dikawinkan. Mereka pun menikahkan anaknya dengan anggapan kehidupan anaknya akan terjamin dan tidak menjadi beban keluarga.

Sementara itu, perkawinan anak di perkotaan terjadi karena ketahanan keluarga yang rapuh.

"Ini menjadi pertanyaan buat saya juga. Mengapa perkawinan anak banyak terjadi di perkotaan? Padahal, tingkat pendidikan di perkotaan terbilang mencukupi. Saya pikir ini berkaitan dengan ketahanan keluarga yang rapuh," kata Dokter Spesialis Obstetrik dan Ginekologi, Dr dr Julianto Witjaksono, SpOG(KFER) dalam acara "Cegah Perkawinan Anak Guna Wujudkan Generasi Produktif" di Ke:kini Ruang Bersama, Jakarta pada Rabu (27/9/2017).

Orangtua yang sibuk karena bekerja seharian menyebabkan perhatian kepada anak sangat kurang. Dalam hal ini, orangtua tidak memberikan waktu yang cukup untuk berbincang dengan anak.

Anak bisa terjerumus pergaulan bebas dan hamil. Ini yang mengakibatkan terjadinya perkawinan anak.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perilaku anak yang berani

Menanggapi fenomena perkawinan anak di perkotaan, Child Marriage Program Manager Plan International Indonesia, Amrullah memberikan tanggapan.

"Anak-anak muda di perkotaan itu cenderung berani. Mereka masuk dalam pergaulan bebas. Berani pergi dari rumah dan seks bebas. Bahkan pada saat seks bebas, mereka berani bereksperimen dengan kondom. Jika tidak bisa membeli kondom karena masih di bawah umur, mereka bisa memesan lewat toko daring atau minta diantar pakai layanan ojek online," jelas Amrullah.

Perilaku di atas bisa membuat anak menikah lebih dini. Selain itu, lingkungan sekitar yang tidak begitu peduli terhadap anak tersebut bisa menimbulkan terjadinya perkawinan anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini