Sukses

Mendaki Gunung Bikin Otak Lebih Sehat

Ada alasan tersendiri mengapa mendaki bagus bagi tubuh dan pikiran Anda.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang tidak suka mendaki (hiking) sebaiknya pikirkan kembali dan mulailah mencoba untuk melakukan olahraga ini. Ada alasan tersendiri mengapa olahraga ini bagus bagi fisik dan pikiran Anda. Kombinasi olahraga di ruangan terbuka dengan udara segar dapat mengubah pandangan Anda.

Ilmuwan terus menemukan manfaat mendaki, mulai meningkatkan kesehatan otak, membuat ingatan lebih tajam, hingga memicu mood jadi lebih baik.

Berikut adalah manfaat mendaki yang dapat membantu keadaan mental Anda, seperti yang dilansir dari laman The Health Site, Senin (17/7/2017).

1. Membantu mengurangi stres
Penelitian menunjukkan bahwa tinggal di tempat yang lebih padat penduduk dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Namun, menghabiskan waktu di alam bisa menjadi penangkal efek negatif tersebut.

Sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa berjalan di dekat tanaman hijau membantu mengurangi pikiran yang penuh tekanan. Mereka yang melakukan perjalanan alam memiliki pikiran yang lebih tenang dibandingkan yang tidak melakukannya.

2. Membuat ingatan lebih tajam
Olahraga secara fisik dapat mengubah otak dengan cara yang positif, meningkatkan ingatan dan mengasah kemampuan berpikir, menurut Harvard Health, Anda tidak perlu pergi ke laut dan melakukan olahraga berat. Pilihan yang efektif seperti jalan-jalan atau mendaki juga dapat meningkatkan kebahagiaan.

3. Membuat Anda lebih kreatif

Sebuah studi kecil pada 2012 menemukan bahwa peserta yang melakukan pendakian sebelum mengikuti tes penilaian kreativitas mendapat nilai lebih baik daripada rekan sebayanya yang mengikuti tes tanpa mendaki.

4. Menjadi alat terapi tambahan

Sebuah studi pada 2012 menemukan bahwa mendaki gunung bila dilakukan bersamaan dengan melihat profesional kesehatan mental, dapat membantu gejala gangguan kesehatan mental. Pasien dengan risiko tinggi untuk bunuh diri melaporkan lebih sedikit perasaan putus asa dan ide bunuh diri setelah mencapai jalan setapak.

Para peneliti meminta para relawan penelitian untuk menyingkirkan telepon genggam mereka selama perjalanan enam hari perjalanan. Setengah dari relawan penelitian diberi Remote Associates Test, sebuah kuis kreativitas yang meminta seseorang untuk mengidentifikasi asosiasi kata. Mereka yang mengikuti tes setelah terlibat dalam aktivitas tersebut menghasilkan skor sekitar 50 persen lebih baik pada kuis tersebut. 

 

Penulis: Michelle Tania

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini