Sukses

Lewat Daur Bunga, Kaum Marginal Jadi Punya Semangat Baru

Daur Bunga adalah komunitas yang punya perhatian terhadap keberlangsungan hidup bunga dekorasi bekas untuk kaum marginal dan tunawisma.

Liputan6.com, Jakarta "Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa ternyata sebuah bunga bisa menjadi sebuah semangat baru bagi sebagian orang. Bunga mengubah raut yang murung menjadi sebuah senyum yang lebar, mata yang berbinar, dan semangat lain yang kemudian terpancar atas kehadirannya," tulis Talisa, Pemilik Daur Bunga.

Cantik, muda, dan kreatif. Tiga kata itu dapat menggambarkan kedua sosok pemilik Daur Bunga.

Berawal dari menghadiri resepsi pernikahan teman dan kerabat, Talisa dan Mutia melihat bunga sebagai "objek penting" yang mampu mempercantik setiap acara. Namun, beragam bunga cantik itu umurnya tak lama, hanya sebatas acara selesai.

"Hal itu sungguh memprihatinkan, karena dekorasi yang megah dengan melibatkan ratusan bunga hanya digunakan selama tiga sampai empat jam. Selebihnya bunga-bunga akan sia-sia dibuang begitu saja," ujar Talisa kepada Health-Liputan6.com, Rabu (3/5/2017).

Rasa penasaran yang tinggi akhirnya menggiring keduanya mengikuti alur hidup bunga. Mereka menelusuri dari awal bunga-bunga itu dibentuk sampai semua bunga dibuang begitu saja, berbaur dengan sampah organik lainnya.

Ketertarikan Talisa dan Mutia terhadap bunga tidak berhenti begitu saja. Dengan mengusung semangat pakai kembali atau recycle, akhirnya tercetus Daur Bunga. Komunitas ini ingin menjadikan setiap tanaman, terutama bunga yang telah dipakai, bisa dipergunakan untuk kedua kalinya dalam bentuk yang berbeda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bunga bekas, semangat baru

Semua tahu bunga melambangkan banyak hal, mulai dari kasih sayang sampai duka. Namun menurut Talisa, tak banyak orang beruntung yang bisa menerima bunga dalam kehidupan mereka, terutama mereka kaum marginal, tunawisma, dan pasien rumah sakit yang menahun.

"Sejauh ini kami hanya saling merangkai dan memberi bunga, serta berbicara dengan kakek nenek, korban kekerasan, maupun wanita eks prostitusi," ujar Talisa.

Daur Bunga. (instagram/daurbunga)

Tiap bunga memang memiliki arti yang berbeda, tapi arti bunga bagi Talisa dan rekan-rekan di Daur Bunga, ialah satu karya alam terindah yang melambangkan kasih sayang.

Komunitas yang sudah terbentuk selama tujuh bulan ini, sudah melaksanakan 15 kali kegiatan, baik di Panti Jompo, Panti Sosial Bina Karya Wanita, Panti Sosial Perlindungan, RS Kanker Dharmais, hingga turun ke jalan dalam Sustainable Development Goal Happiness Day dan Mayday.

Lewat kegiatan ini, Talisa melanjutkan, bunga setidaknya dapat digunakan untuk mengisi hari-hari mereka dengan tawa dan canda yang sekaligus dapat menyehatkan psikis mereka. 

3 dari 4 halaman

Proses mendaur bunga

Proses dari mendaur bunga rupanya tidak begitu rumit. Apalagi semua jenis bunga juga bisa didaur ulang. Namun untuk mendapatkan hasil bunga yang tahan lama setelah didaur, bunga-bunga yang dipetik harus dibersihkan dari daun-daunnya.

"Sebab daun adalah sumber bakteri yang menyebabkan bunga cepat busuk dan layu. Selebihnya, setiap batang dipotong melintang agar penyerapan air menjadi maksimal," Talisa menjelaskan.

Daur Bunga. (instagram/daurbunga)

Sedikit banyak Talisa dan Mutia mengetahui hal terkait komposisi, kebetulan keduanya memiliki latar belakang arsitektur. Ditambah relawan Daur Bunga yang bergabung juga latar belakang ilmu merangkai jadi seringkali mereka saling berbagi ilmu.

Butuh waktu selama dua hingga tiga jam untuk mendaur bunga. Tergantung dari seberapa banyak bunga dan hasil rangkaian yang diinginkan, seperti flower table, hand bouquet, bahkan menjadi kompos organik.

4 dari 4 halaman

Bunga bahasa cinta

Lewat visi dan misinya, Daur Bunga ingin menjadikan bunga sebagai media untuk menciptakan kebahagiaan dan senyuman, serta meningkatkan kesadaran tentang kehidupan dan mengurangi limbah. Komunitas ini juga mengartikan bunga sebagai bahasa cinta.

"Bukan hanya memberi bunga, hal terpenting yang selalu kami tanamkan kepada relawan adalah waktu yang diluangkan untuk menyapa dan berbicara dengan tulus dari hati ke hati dengan mereka yang kami beri bunga," ujar Talisa.

Daur Bunga. (instagram/daurbunga)

Sebab, bukan sekadar pemberian bunganya saja, tapi sapaan hangat yang tulus juga harus tersampaikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.