Sukses

Apakah Hubungan Pacaran Aaliyah Massaid Berlebihan?

Aaliyah Massaid, putri dari alm. Adjie Massaid membuat heboh netizen karena foto mesra dengan pacarnya, dan ini tanggapan psikolog.

Liputan6.com, Jakarta Remaja memang identik dengan hal baru yang berbau aksi dan sensasi. Seperti yang dilakukan putri cantikalm.AdjieMassaid,Aaliyah Massaid, yang memamerkan foto dengan pose memeluk sang kekasih. Gadis belasan tahun ini membuat heboh netizen akibat foto yang iaunggah dalamakunInstagramnya.

Komentar dalam foto tersebut tentunya cibiran pedas bahkan kata-kata tak pantas. Menanggapi hal tersebut psikolog Efnie Indrianie, memaparkan, "Secara psikolog remaja dengan usia 12 hingga 17 tahun umumnya berada di fase eksplorasi diri dengan mencoba hal-hal baru bahkan hingga menemukan dampak dari tindakan yang mereka perbuat itu seperti apa," ungkapnya saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (14/3/2016).

Menurut Efnie di Indonesia khususnya yang kental akan budaya ketimuran dan nilai religi menjadikan remaja harus berada dalam satu batasan-batasan perilaku yang berlaku. "Untuk remaja awal diharapkan tidak diperbolehkan mengunggah foto dengan kontak fisik sebab di Indonesia dan budaya barat memiliki standarisasi yang berbeda," lanjut psikolog yang mengajar di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Secara umum orangtua yang memiliki putra-putri remaja haruslah memberikan pendampingan yang tepat. Menurut Efnie bukan hanya pendampingan melainkan anak harus sudah mulai menerapkan nilai sosial yang mereka dapatkan sejak kecil.

Tugas pendampingan orangtua tak sebatas memerhatikan gerak gerik atau kegiatan anak saja untuk menghindari kejadian seperti ini - bahkan nilai edukasi seks juga wajib ditanamkan sejak anak masih SD.

"Orangtua perlu menindak anak sampai ke kalau anak sudah melakukan kontak fisik terlalu intensif. Dan juga pendidikan seks harus kencang karena sex drive anak remaja pun besar dan eksplorasi mereka bisa lebih gencar lagi," jelas Efnie.

Ketika anak berada pada rasa ingin tahu yang tinggi terkait seks, kesalahan fatal akan terjadi saat anak mencari sumber-sumber yang tidak tepat. "Dari anak SD harusnya sudah mulai diajarkan ya sebatas 'gak boleh ada yang megang celana ya'.. tapi kalau sudah remaja harus diperkenalkan sampai ke penyakit seksual menular - bukan saja sebatas pregnancy", tutup Efnie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.