Sukses

Depresi Membuat Anda Lebih Mungkin Ditolak Saat Kencan

Orang yang menderita depresi kemungkinan lebih besar ditolak dalam situasi kencan.

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang menderita depresi kemungkinan lebih besar ditolak dalam situasi kencan. Penolakan tersebut malah bisa memperburuk depresinya.

Terkadang ketika Anda merasa kesepian atau sedang sedih, Anda buru-buru ingin mengatasi perasaan tersebut. Cara yang paling mudah biasanya adalah untuk bertemu orang yang sedang ditaksirnya.

Saat mencoba mencari cinta baru, orang yang depresi malah mendapatkan pengalaman buruk, cintanya ditolak. Dikutip dari AskMen.com pada Senin (23/11/2015), penelitian ini melibatkan 136 orang Belgia, dan mereka dipindai soal depresi dan disurvei tentang emosi positif dan negatif mereka sebelum berniat untuk 'kencan kilat'.

Setelah menghabiskan 4 menit dengan beberapa lawan jenis, mereka menunjukkan minat pada orang-orang yang mereka temui dan menyelesaikan survei lain soal emosi mereka. Menggunakan analisis mediasi, para peneliti dapat menentukan apakah perubahan emosi adalah alasan orang menolak orang lain.

Benar saja, gejala depresi subjek lebih ditampilkan, dan teman kencan mereka semakin kecil kemungkinannya ingin melihat mereka lagi. Itu bukan soal depresi yang mereda dalam arti, pasangan mereka ikut merasa sedih. Tetapi berinteraksi dengan orang depresi menyebabkan penurunan emosi positif.

Mungkin terdengar ngawur, tapi orang sedih tidak akan menimbulkan perasaan cinta pada mereka. Tanpa hubungan positif, Anda yang depresi hanyalah orang lain yang pernah mereka temui.

Jelas, ini menyajikan masalah bagi orang-orang yang depresi, karena isolasi sosial merupakan komponen utama dari depresi dan ditolak dalam percintaan malah membuat lebih tertekan.

"Penolakan dari orang asing mungkin memberikan kontribusi pada rasa isolasi sosial, lalu mencegah mereka untuk membentuk hubungan baru dan ingin dukungan sosial yang lebih luas," kata para peneliti.

"Pengalaman ditolak, dapat memperburuk gejala individu (termasuk perasaan isolasi sosial) dan meningkatkan risiko mengembangkan depresi klinis yang signifikan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini