Sukses Nuning Terinspirasi Menteri Susi Pudjiastuti

Liputan6.com, Jakarta Menjadi peternak atau pengusaha budidaya kelinci tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh pemilik Taman Kelinci UR2farm, Nuning Nurhayati. Ia hanya mengaku terinspirasi melihat sosok wanita sukses nan hebat berkarir yang kini menjadi Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sosok kontroversial Susi memang tengah dibincangkan berbagai media lantaran sikap cueknya saat diwawancarai wartawan di istana beberapa waktu lalu. Ia merokok, bertato tapi di balik itu ia pernah menjual ikan hingga akhirnya sukses memiliki maskapai Susi Air. Profil Susi inilah yang tidak sengaja dilihat Nuning-yang kala itu baru pensiun dari pekerjaannya sebagai pegawai bank.

"Saya pernah lihat dia diwawancara di televisi. Saya jadi mikir, keren juga. Dia aja bisa kenapa saya nggak bisa," kata Nuning pada Liputan6.com saat ditemui di kediamannya di Cisarua, Bogor, ditulis Sabtu (1/11/2014).

Darisitu, kata Nuning, ia melihat ada potensi bisnis yang bisa ia kembangkan saat kewalahan mengurus kelincinya. Ia bertutur, kala itu ia memiliki 2 pasang kelinci. Tapi lama-lama kelincinya berkembang biak dan semakin banyak.

"Jalan bisnis itu kayak ditunjukkan Allah. Dari yang tadinya kelinci itu cuma sekadar memelihara, sekarang jadi usaha yang menjanjikan," ujarnya.

Melebarkan sayapnya di bidang peternakan ternyata bukan hal yang sulit. Kelinci yang tadinya hanya 2 pasang, kini mencapai 900 ekor, belum termasuk di peternakan lain dan petshop. Menurutnya, kelinci sangat mudah dirawat dan setiap orang pasti bisa mendapat manfaatnya.

"Kelinci hias bisa dijual untuk dipelihara, kelinci pedaging bisa dibeli untuk dimakan, urin dan kotorannya bisa digunakan untuk menyuburkan tanah. Dan yang menarik, kulit atau bulu kelinci bisa digunakan untuk tas, baju dan sebagainya. Jadi tak ada yang terbuang," kata Nuning.

Melihat potensi bisnis itu, ia mengatakan omset penjualannya kini melebihi 10 juta per bulan jauh dari modal awal yang hanya sekitar Rp 500 ribu.

"Hasil usaha ternak kelinci memang tidak sebentar. Saya memulai usaha sejak 2008. Semua bertahap jadi tidak sebesar ini. Tapi hasilnya bisa kita lihat, tidak ada yang terbuang. Bahkan karena urin dan kotorannya menyuburkan tanah di sini, saya juga menanam sayuran organik yang beberapa di antara dijual ke supermarket," jelasnya.