Sukses

25 Mei 1979: Hilangnya Etan Patz, Tragedi yang Mengubah Kesadaran Nasional dan Menjadi Awal Hari Anak Hilang di AS

Menghilangnya Etan Patz memicu perhatian nasional yang membuat Presiden Ronald Reagan mendeklarasikan 25 Mei sebagai Hari Anak Hilang Nasional Amerika Serikat pada tahun 1983.

Liputan6.com, Manhattan - Tepat hari ini, 45 Tahun yang lalu pada hari Jumat, 25 Mei 1979, Etan Patz, dikabarkan hilang saat perjalanan menuju ke sekolahnya.

Jumat itu adalah kali pertama bocah berusia 6 tahun itu berjalan sendirian ke sekolah dan hari terakhir sang orang tua melihatnya. Pasalnya, seseorang menculik Etan saat ia melakukan perjalanan singkat yang hanya dua blok dari rumahnya ke halte bus di Manhattan.

Dilansir dati History, Sabtu (25/5/2024), dalam upaya mencari anak mereka, orang tua Etan menjadikannya salah satu anak hilang pertama yang fotonya ditampilkan di kemasan susu.

Julie dan Stanley Patz, orang tua Etan tidak menyadari bahwa anak mereka hilang hingga sore hari, ketika dia tidak pulang dari Independence Plaza School, tempat Etan bersekolah. 

Segera setelah itu, mereka mencari tahu dan mendapatkan informasi bahwa Etan tidak hadir di sekolah dan bahkan tidak naik bus pada pagi harinya. 

Mereka segera menghubungi polisi. Hilangnya Etan pun memicu pencarian nasional yang baru terselesaikan pada tahun 2017, ketika laki-laki bernama Pedro Hernandez dinyatakan bersalah atas penculikan dan pembunuhan Etan.

Etan adalah salah satu anak yang bukan dari kalangan selebriti pertama yang mendapatkan perhatian nasional, sama seperti JonBenét Ramsey, anak berusia 6 tahun yang diculik dan dibunuh di rumahnya sendiri pada tahun 1996.

Pada tahun 1980-an, gambar Etan Patz dipublikasikan di kemasan susu di seluruh Amerika Serikat sebagai bagian dari upaya untuk mencari dan menemukan Etan yang hilang dan meminta masyarakat umum untuk memberikan informasi kepada pihak berwenang jika mereka melihatnya.

Bahkan, kasus Etan juga membuat Presiden Ronald Reagan mendeklarasikan 25 Mei sebagai Hari Anak Hilang Nasional Amerika Serikat pada tahun 1983, dan berperan dalam pendirian Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyelidikan Sempat Ditutup

Selama beberapa dekade setelah Etan menghilang, banyak kabar simpang siur yang bertebaran. Ada pengakuan, petunjuk palsu, dan bahkan muncul pemuda di depan pintu rumah keluarga Patz yang mengaku sebagai Etan.

Setelah sekian lama, para penyelidik mencurigai Jose Ramos yang menculiknya. Ramos adalah teman dari mantan pengasuh Etan yang pernah dihukum karena kasus pelecehan anak pada tahun 1980-an.

Namun, para penyidik tidak pernah bisa memastikan bahwa Ramos bersalah saat itu.  

Tahun 2000, 21 tahun setelah kejadian menyedihkan itu, pihak berwenang menyatakan Etan telah meninggal secara hukum dan kasus ini menjadi buntu.

Para penyelidik membuka kembali kasus ini pada tahun 2010, dan 2 tahun kemudian mereka menggali fondasi sebuah rumah di dekat rumah Etan untuk mencari petunjuk. Sayangnya, penggalian tersebut tidak menghasilkan apa-apa, tetapi liputan media tentang penggalian tersebut membuat orang-orang yang melihatnya melaporkan beberapa petunjuk baru, salah satunya mengarahkan penyidik kepada orang yang sebenarnya mereka cari.

Orang itu adalah Petro Hernandez, yang saat itu berusia 18 tahun dan bekerja di toko kelontong dekat halte bus yang dituju Etan pada hari ia menghilang.

3 dari 4 halaman

Pelaku Dijatuhi Hukuman Penjara 25 Tahun hingga Seumur Hidup

Pada tahun 1982, tepat 3 tahun setelah peristiwa kehilangan Etan terjadi, para penyelidik menemukan bahwa Hernandez telah mengaku dalam sebuah pengakuan dosa di gereja bahwa dia membunuh seorang anak laki-laki.

Keluarganya sudah mengetahui perbuatan Hernandez dan mulai mendiskusikannya lagi ketika mereka melihat berita tentang penggalian tersebut.

Polisi lalu menginterogasi Hernandez, dan dia mengaku bahwa dia telah membujuk Etan masuk ke dalam toko tempat ia bekerja dan mencekiknya.

Dia kemudian memasukkan mayatnya ke dalam sebuah kotak dan meninggalkannya di luar tumpukan sampah yang berjarak beberapa blok dari lokasi kejadian. Pada tahun 2015, kasus Hernandez berakhir dengan pembatalan sidang karena salah satu juri merasa tidak yakin dia bersalah.

Seperti yang dikatakan pihak pembela, juri tersebut berpendapat bahwa Hernandez mengalami gangguan jiwa dan dan polisi mungkin telah memaksanya membuat pengakuan palsu.

Pada persidangan berikutnya tahun 2017, Hernandez dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 25 tahun hingga seumur hidup di penjara nasional.

4 dari 4 halaman

Kasus yang Mengubah Dunia

Tak seperti anak hilang lain yang jarang mendapat perhatian publik, kasus Etan menjadi isu nasional. Ramai dikabarkan media. Salah satunya berkat upaya sang ayah, Stanley Patz, seorang fotografer yang menggunakan koleksi foto hasil jepretannya untuk mencari putranya.

Etan yang tak diketahui keberadaannya dinyatakan meninggal dunia pada 2001. Jasadnya --hidup atau mati-- tak pernah ditemukan.

Di mana pun Etan kini berada, ia membawa AS dan juga dunia ke sebuah era baru: makin tingginya kesadaran terhadap kejahatan terhadap anak-anak.

Gerakan dan kampanye pencarian anak hilang makin marak, termasuk dengan memajang foto mereka di kotak susu.

Etan Paz adalah anak hilang pertama yang fotonya terpampang di kemasan susu dan muncul di layar besar di Times Square. Kasusnya pun mendorong perubahan UU yang lebih pro terhadap anak; mengubah sikap dan kebiasaan terkait buah hatinya: orangtua yang lebih protektif; kerja sama lingkungan untuk menjaga para bocah.

Bahkan, Presiden AS Ronald Reagan pada 1983 menetapkan 25 Mei, tanggal hilangnya Etan, sebagai Hari Anak Hilang Nasional atau National Missing Children's Day.

Baca selengkapnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini