Sukses

Korea Selatan Gelar Pemilihan Parlemen Hari Ini, Warga Mulai Padati Tempat Pemungutan Suara

Para analis memperkirakan oposisi mungkin akan mempertahankan mayoritas suara mereka atau bahkan meningkatkannya.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan sedang melakukan pemungutan suara untuk memilih anggota parlemen baru, yang secara luas dipandang sebagai referendum paruh waktu pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol.

Yoon masih memiliki sisa masa jabatan selama tiga tahun, namun Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpinnya kesulitan mencapai agendanya di badan legislatif yang didominasi oleh oposisi, Partai Demokrat, dikutip dari BBC, Rabu (10/4/2024).

Jajak pendapat beragam namun para analis memperkirakan oposisi mungkin akan mempertahankan mayoritas mereka atau bahkan meningkatkannya.

Yoon Suk Yeol berada di bawah tekanan untuk mengatasi sejumlah masalah termasuk kenaikan harga pangan, populasi yang menua dengan cepat, dan aksi mogok dokter yang terus berlanjut.

Jika partai yang dipimpin Yoon gagal, ia bisa meninggalkan jabatannya tanpa menunjukkan apa pun pada masanya, selain pencapaian kebijakan luar negerinya.

Keberhasilan besarnya adalah membangun hubungan dengan Tokyo dan Washington untuk melawan Tiongkok dan Korea Utara.

Tapi hal itu tidak akan banyak berpengaruh pada pemilu kali ini. Warga Korea Selatan akan memilih berdasarkan dompet mereka lebih dari apa pun.

Peringkat dukungan Yoon menurun selama berbulan-bulan, ia juga telah melewati serangkaian skandal politik sejak terpilih pada Maret 2022.

Sebuah mikrofon panas menangkap dia mengumpat pada bulan September tahun itu setelah pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di New York. Istrinya Kim Keon Hee terlibat kontroversi karena diduga menerima hadiah tas mewah.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kritik untuk Presiden Yoon Suk Yeol

Bulan lalu, Yoon menuai kritik karena tidak peduli dengan krisis biaya hidup saat berkunjung ke toko kelontong di Seoul.

Dia berkomentar bahwa seikat daun bawang dengan harga 875 won (US$0,65) masih masuk akal sementara item tersebut untuk sementara didiskon di lokasi yang dia kunjungi karena subsidi.

Harga eceran biasanya berkisar antara 3.000 won dan 4.000 won.

Insiden ini memicu reaksi balik, dimana para petani mengorganisir protes duduk dengan membawa seikat daun bawang. Sayuran ini juga mulai muncul pada kampanye pemilu oposisi Partai Demokrat.

 

3 dari 3 halaman

Perebutan 254 Kursi

Para pemilih akan memberikan satu suara untuk wakil mereka di Majelis Nasional, yang memiliki total 254 kursi. Mereka juga akan memilih partai politik, yang akan menentukan perolehan 46 kursi perwakilan proporsional yang tersisa.

Seoul menyumbang 48 dari 300 kursi yang diperebutkan. Partai Demokrat meraih 41 suara pada pemilu parlemen 2020.

Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 18:00 waktu setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.