Sukses

Pegawai di China Tega Racuni Rekan Kerja yang Sedang Hamil Lantaran Tak Rela Ditinggal Cuti

Insiden ini kemudian segera memicu kemarahan di media sosial dengan banyak yang mengomentari aksi kriminal tersebut.

Liputan6.com, Beijing - Seorang pegawai di China tega meracuni teman kantornya yang sedang hamil untuk mencegahnya mengambil cuti melahirkan. Hal ini kemudian memicu kemarahan di media sosial.

Dilansir SCMP, Senin (1/4/2024), insiden ini diketahui publik melalui sebuah video yang beredar secara online, memperlihatkan seorang karyawan dari Provinsi Hubei yang sedang mencoba mencampurkan sesuatu ke minuman rekan kerjanya.

Tempat kerjanya, Biro Investigasi Hidrologi dan Sumber Daya Air di Prefektur Otonom Enshi Tujia dan Miao, Provinsi Hubei, adalah lembaga publik yang berafiliasi dengan pemerintah.

Lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan proses rekrutmennya yang sangat selektif yang memerlukan ujian dan wawancara yang ketat, dan sering disebut sebagai "iron rice bowl" karena keamanan dan stabilitas pekerjaannya.

Dalam video tersebut, seorang wanita yang mengenakan rompi hitam terlihat mendekati meja rekannya, membuka botol kecil dan menuangkan zat mirip bubuk ke dalam minuman di meja kemudian pergi.

Berdasarkan tangkapan layar percakapan WeChat, situasi terungkap ketika korban menyadari air minumannya terasa aneh.

Awalnya ia mencurigai bahwa air minum di kantornya yang terasa aneh, jadi ia mencoba minum dari air kemasan yang direbus tetapi menyadari rasa aneh itu tetap ada.

Teringat akan lelucon seorang teman yang mengatakan bahwa seseorang mungkin telah meracuni minumannya, dia memutuskan untuk menggunakan iPad-nya untuk merekam mejanya dan melihat siapa saja yang mendekati, ia justru menangkap rekannya yang sedang beraksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Rela Ditinggal Cuti Melahirkan

Anehnya, alasan rekan kerja tersebut meracuni wanita hamil tersebut adalah karena dia tidak ingin dia mengambil cuti hamil karena dia tidak mampu menangani peningkatan beban kerja sendirian.

Korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan pihak berwenang sedang menyelidikinya.

Pada tanggal 18 Maret, staf Biro Investigasi Hidrologi dan Sumber Daya Air mengatakan mereka menangani insiden tersebut dengan sangat serius dan menunggu hasil penyelidikan polisi sebelum mengambil tindakan.

Seorang pengacara mengatakan kepada National Business Daily bahwa jika tindakan perempuan tersebut didorong oleh niat untuk menyakiti, hal tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan yang melukai, terlepas dari apakah zat tersebut beracun atau benar-benar menyebabkan cedera fisik.

3 dari 3 halaman

Tuai Kecaman di Media Sosial

Insiden ini kemudian menuai kecaman luas di media sosial.

"Meracuni seseorang hanya karena Anda tidak ingin mereka mengambil cuti? Apakah dia terlalu banyak menonton drama kriminal?" tulis salah seseorang.

"Kami semua di sini hanya berusaha mencari nafkah, mengapa harus begitu jahat? Dia terlalu parah," kata yang lain.

"Bagaimana orang seperti itu bisa lulus ujian untuk bekerja di lembaga yang berhubungan dengan pemerintah? Tampaknya ujian hanya dapat menyingkirkan kandidat yang buruk secara akademis, bukan kandidat yang buruk secara moral," kata orang lainnya lagi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.