Sukses

9 Tempat Wisata yang Terancam Hilang Akibat Pemanasan Global

Kenaikan permukaan laut, perubahan iklim, dan cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang berpotensi memusnahkan destinasi wisata populer di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemanasan global menjadi ancaman nyata bagi planet bumi. Tak terkecuali bagi berbagai tempat wisata indah yang selama ini menjadi incaran para pelancong.

Kenaikan permukaan laut, perubahan iklim, dan cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang berpotensi memusnahkan destinasi wisata populer di dunia. Melansir laman The Travel, Berikut beberapa tempat wisata terancam hilang akibat pemanasan global.

1. Kepulauan Maladewa

Negara kepulauan di Samudera Hindia ini terkenal dengan pantainya yang berpasir putih, air laut biru jernih, dan resort mewah. Air laut yang mengelilingi pulau-pulau di Maladewa berwarna biru kristal.

Obyek wisata ini memiliki fasilitas penginapan di atas laut yang menjadi ikon Maladewa. Wisatawan juga bisa menikmati alam bawah laut Maladewa yang indah, melihat lumba-lumba, dan berselancar.

Namun, Maladewa terancam tenggelam dalam beberapa dekade mendatang akibat kenaikan permukaan laut.

2. Venesia Italia

Venesia, Italia dijuluki sebagai Kota Terapung karena konstruksi bangunan kota yang ditopang oleh tiang kayu sebagai fondasi. Sayangnya, kota ini diprediksi akan tenggelam di masa-masa mendatang.

Isu Venesia tenggelam sudah muncul sejak abad ke-20 karena fondasi kayu tidak mampu lagi menopang kota dengan baik. Kondisi tersebut diperkeruh dengan faktor pemanasan global yang meningkatkan permukaan air laut.

3. Laut Mati

Laut Mati yang berada antara Yordania dan Israel juga terancam hilang. Pasalnya, aliran air ke obyek wisata tersebut mulai menyusut.

Laut Mati adalah titik terendah di bumi yang berada sekitar 430,5 meter di bawah permukaan laut. Laut Mati adalah danau hipersalin (sangat asin) yang merupakan salah satu keajaiban alam.

Air Laut Mati sangat asin, berlumpur, dan kaya mineral, sehingga Laut Mati memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Banyak wisatawan internasional dan penduduk lokal mengunjungi pantai Laut Mati untuk perawatan lumpur.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alexandria Mesir

4. Alexandria Mesir

Alexandria di Mesir merupakan salah satu kota yang diprediksi berisiko hilang akibat perubahan iklim. Alexandria memang terletak di Pantai Mediterania.

Kota yang penuh sejarah ini menjadi destinasi wisata pantai ternama di dunia. Selain nilai sejarahnya yang berlimpah, Alexandria juga tempat yang sempurna untuk melakukan aktivitas scuba diving atau wisata kuliner makanan laut di restoran sekitarnya.

Alexandria diprediksi akan "menghilang" di abad ini, paling cepat pada 2030 atau paling lambat akhir abad ini.

5. Salju Gunung Kalimanjaro

Gunung Kilimanjaro di Tanzania merupakan salah satu puncak tertinggi di dunia. Dengan ketinggian sekitar 5.895 di atas permukaan laut, puncak Gunung Kilimanjaro tertutup salju.

Namun, salju di puncak Gunung Kilimanjaro mulai mencair akibat pemanasan global. Bahkan, sebagian ahli memprediksi salju tersebut akan hilang pada 2033.

6. Taman Nasional dan Cagar Alam Glacier Bay

Keindahan gletser di Glacier Bay, Alaska menjadi impian bagi banyak wisatawan. Taman Nasional dan Cagar Alam Glacier Bay ini memiliki luas 3,3 juta hektar yang mencakup wilayah pegunungan, teluk, pantai, dan, tentu saja, gletser.

Taman nasional ini juga menjadi habitat satwa langka liar seperti rusa, elang, dan serigala. Sayangnya, gletser di Glacier Bay mulai mencair akibat pemanasan global.

 

3 dari 3 halaman

Hutan Cloud Monteverde

7. Hutan Cloud Monteverde

Asal nama Cloud Monteverde adalah karena fenomena kabut yang menyelimuti hutan tropis seluas 10.500 hektar tersebut. Hingga saat ini, penyebab kemunculan awan tersebut masih menjadi misteri.

Setiap tahun, sekitar 70.000 wisatawan menjelajahi Hutan Cloud Monteverde. Sebagian besar pengunjung menghabiskan dua hingga tiga hari di dalam hutan guna menikmati suasana hutan berselimut kabut.

Sayangnya, dampak perubahan iklim mengancam keberadaan kabut yang menyelimut Hutan Cloud Monteverde tersebut.

8. Great Barrier Reef

Great Barrier Reef adalah terumbu karang terbesar di dunia yang berada di lepas pantai Australia. Disebut yang terbesar di dunia karena terdiri dari hampir 3.000 terumbu karang yang membentang hingga ribuan kilometer.

Sayangnya, Great Barrier Reef telah kehilangan lebih dari setengah terumbu karangnya sejak 1995. Kondisi ini disebabkan oleh pemanasan global yang menjadikan suhu di dalam laut lebih hangat bagi karang.

9. Taman Nasional Gletser

Lebih dari 1.500 mil persegi wilayah Pegunungan Montana tertutup dengan gletser atau bongkahan es tebal. Fenomena alam tersebut menjadikan pemandangan di taman nasional sangat indah.

Taman Nasional Gletser Montana adalah surga bagi para penikmat fotografi panorama. Kawasan ini juga rutin dikunjungi oleh pendaki dari berbagai negara.

Sayangnya, perubahan iklim membuat gletser di taman nasional ini mencair.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini