Sukses

Upaya Kamboja Pulihkan Populasi Harimau: Pasang Kamera Pemantau hingga Impor dari India

Harimau dinyatakan punah secara fungsional di Kamboja pada tahun 2016 oleh World Wide Fund for Nature (WWF).

Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja akan mulai memasang ratusan kamera pemantau dan mengimpor harimau dari India sebagai bagian dari rencana memulihkan populasi harimau di negara tersebut. Demikian dikonfirmasi para pejabat terkait pada Jumat (16/2/2024).

Harimau dinyatakan punah secara fungsional di Kamboja pada tahun 2016 oleh World Wide Fund for Nature (WWF). Harimau terakhir terlihat pada tahun 2007 melalui kamera jebakan – kamera tersembunyi yang dipicu oleh pergerakan hewan – di hutan di Provinsi Mondulkiri.

Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja mengatakan pihaknya berencana memasang kamera dengan jarak satu kilometer di Pegunungan Cardamom untuk digunakan selama periode tiga bulan, mencakup musim kemarau dan hujan, guna memantau satwa liar, khususnya yang dimangsa harimau seperti rusa dan babi hutan.

Kelompok konservasi Wildlife Alliance, yang bekerja sama dengan kementerian dalam proyek tersebut, mengatakan 410 kamera akan dipasang.

"Informasi ini akan membantu para pegiat konservasi dalam menyusun rencana meningkatkan populasi harimau dalam jumlah besar, yang mungkin melibatkan langkah-langkah seperti membiakkan lebih banyak satwa liar atau memasok sapi atau kerbau domestik," kata Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja, seperti dilansir AP, Sabtu (16/2).

"Ini akan memfasilitasi studi tentang kepadatan dan distribusi spesies mangsa yang penting bagi kelangsungan hidup harimau besar."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kiriman 4 Harimau dari India

Juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Khvay Atitya menuturkan pemasangan kamera jebakan akan dimulai akhir pekan ini. Dia mengatakan empat harimau, tiga betina dan satu jantan, akan dikirim dari India pada akhir tahun ini untuk ditempatkan di zona perlindungan seluas 90 hektare di dalam Suaka Margasatwa Tatai, yang berada di Provinsi Koh Kong dan Pursat.

"Berdasarkan perjanjian dengan India, jika rencana percontohan berjalan lancar, 12 harimau lagi akan diimpor dalam lima tahun ke depan," ujarnya.

Pada tahun 2022, Kamboja dan India menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Konservasi Keanekaragaman Hayati, Pengelolaan Satwa Liar Berkelanjutan, dan Strategi Pemulihan Harimau Besar dan Habitatnya.

3 dari 3 halaman

Hampir Punah

Kawasan hutan di Kamboja disebut dulunya berlimpah dengan satwa liar. Namun, setelah pemerintahan brutal Khmer Merah pada tahun 1970-an menyebabkan masyarakat dan perekonomian hancur, penduduk pedesaan yang miskin menjelajahi hutan untuk mencari satwa liar.

Sebagian besar temuannya dijual kepada pedagang yang mengirimkannya ke China, tempat banyak hewan liar, termasuk harimau, diyakini memiliki khasiat obat dan penambah gairah seks. Perburuan liar masih merajalela dan tutupan hutan telah berkurang akibat penebangan liar secara intensif.

Di seluruh dunia, harimau diklasifikasikan sebagai spesies yang hampir punah. Menurut WWF, terdapat sekitar 3.200 ekor harimau di 13 negara saja, dibandingkan dengan sekitar 100.000 ekor pada awal Abad ke-20.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.