Sukses

Korea Utara Klaim Uji Coba Rudal Jelajah dengan Hulu Ledak Super Besar

Saat mengumumkan pengembangan hulu ledak yang lebih besar untuk rudal jelajah, Korea Utara dinilai mencoba menekankan bahwa rudal tersebut dimaksudkan untuk dipersenjatai dengan senjata nuklir.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mengakui pihaknya menguji coba rudal jelajah yang dilengkapi dengan hulu ledak super besar baru serta rudal anti-pesawat jenis baru. Pengakuan tersebut memperpanjang serangkaian demonstrasi senjata yang membuat negara-negara tetangganya khawatir.

Laporan yang disampaikan media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Sabtu (3/2/2024) itu muncul sehari setelah militer Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi Korea Utara meluncurkan beberapa rudal jelajah ke perairan lepas pantai baratnya. Ini merupakan putaran keempat peluncuran senjata semacam itu pada tahun 2024. Demikian sepert dilansir AP, Minggu (4/2).

Foto-foto uji coba Korea Utara menunjukkan rudal jelajah yang terbang rendah menyerang sasaran yang dibangun di pantai dan proyektil lainnya melonjak ke udara setelah diluncurkan dari darat.

Saat mengumumkan pengembangan hulu ledak yang lebih besar untuk rudal jelajah, Korea Utara dinilai mencoba menekankan bahwa rudal tersebut dimaksudkan untuk dipersenjatai dengan senjata nuklir.

KCNA tidak merinci jumlah rudal yang diuji atau rincian kinerjanya. Namun, uji coba tersebut dilaporkan adalah bagian dari kegiatan normal Korea Utara untuk pengembangan militer dan tidak memengaruhi keamanan negara tetangga.

Rudal jelajah merupakan salah satu dari sekian banyak senjata Korea Utara yang dirancang untuk mengalahkan pertahanan rudal regional. Rudal-rudal tersebut melengkapi jajaran rudal balistik, termasuk senjata jarak jauh yang dapat menjangkau Amerika Serikat (AS).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penguatan Angkatan Laut Korea Utara

Para analis mengatakan teknologi rudal anti-pesawat adalah bidang di mana Korea Utara bisa mendapatkan keuntungan dari kerja sama militer yang semakin mendalam dengan Rusia, seiring kedua negara menyelaraskan diri dalam menghadapi konfrontasi mereka yang semakin intensif dengan AS.

Pada Januari 2024, Korea Utara telah melakukan dua uji coba rudal jelajah baru yang dirancang untuk diluncurkan dari kapal selam, yang digambarkan oleh Kim Jong Un sebagai langkah berarti menuju tujuannya pembangunan angkatan laut bersenjata nuklir. Korea Utara juga melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh, yang digambarkannya berkemampuan nuklir dan dapat menempuh jarak hingga 2.000 kilometer – berpotensi menempatkan pangkalan militer AS di Jepang dalam jangkauannya.

Uji coba terbaru pada Jumat (2/2) terjadi beberapa jam setelah media pemerintah Korea Utara melaporkan Kim Jong Un menegaskan kembali fokusnya pada penguatan kekuatan angkatan laut Korea Utara saat dia memeriksa pembangunan kapal perang di galangan kapal di Nampho.

3 dari 3 halaman

Melawan Ancaman dari AS Cs

Dalam beberapa bulan terakhir, Kim Jong Un telah menekankan upaya untuk membangun angkatan laut bersenjata nuklir untuk melawan apa yang dia gambarkan sebagai ancaman yang semakin besar dari AS, Korea Selatan, dan Jepang, yang telah meningkatkan kerja sama militer mereka dalam merespons ambisi nuklirnya.

Ada kekhawatiran bahwa Kim Jong Un, yang semakin berani karena kemajuan persenjataan nuklirnya dan hubungan yang erat dengan Rusia, akan semakin meningkatkan tekanan terhadap para pesaingnya pada tahun pemilu di AS dan Korea Selatan. Para ahli mengatakan tujuan jangka panjang Kim Jong Un adalah memaksa AS menerima gagasan Korea Utara sebagai negara nuklir dan menegosiasikan konsesi keamanan erta keringanan sanksi.

Meskipun sebagian besar analis meremehkan ancaman perang yang dilancarkan Kim Jong Un, beberapa pihak mengatakan ada kemungkinan bahwa dia akan melakukan provokasi militer langsung dalam skala terbatas, sehingga dia dapat membendungnya tanpa membiarkannya meningkat menjadi perang besar-besaran.

Salah satu titik krisis yang potensial adalah sengketa batas laut barat antara kedua Korea, yang telah menjadi lokasi beberapa pertempuran laut berdarah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.