Sukses

Menlu Retno Serukan Uni Eropa Konsisten soal Palestina: Gunakan Nurani

Penghormatan terhadap hukum internasional, tegas Menlu Retno Marsudi, harus berlaku untuk semua isu termasuk Palestina.

Liputan6.com, Brussel - ASEAN dan Uni Eropa harus berada pada garda depan dalam menjaga konsistensi menghormati hukum internasional, termasuk terkait isu Palestina. Hal tersebut ditegaskan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dalam European Union Indo-Pacific Ministerial Forum yang ke-3 di Brussel, Belgia, pada Jumat (2/2/2024).

"Saya menegaskan di dalam pernyataan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina mendapatkan haknya apa pun tantangan yang harus dihadapi dan saya menyerukan kepada Uni Eropa untuk menggunakan nurani menghentikan kekejaman di Palestina. Sebagai pendukung hukum internasional, Uni Eropa harus konsisten dalam isu Palestina karena konsistensi antara nilai dan perbuatan menunjukkan moralitas kita yang sesungguhnya," ujar Menlu Retno, seperti dikutip dari pernyataan pers tertulis, Sabtu (3/2).

Menlu Retno menggarisbawahi bahwa ASEAN dan Uni Eropa adalah mitra dalam memelihara penghormatan terhadap hukum internasional dan multilateralisme.

"Penghormatan terhadap hukum internasional ini harus berlaku untuk semua isu, baik Ukraina maupun Palestina dan Gaza," tutur Menlu Retno.

Sementara itu, dalam pertemuan kedua yang dihadirinya di Brussel, yaitu ASEAN-EU Ministerial Meeting ke-24, Menlu Retno menyoroti tuduhan Israel bahwa sejumlah staf Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

"Indonesia menyampaikan permohonan agar negara-negara yang menunda dukungan keuangan ke UNRWA untuk dapat mempertimbangkan kembali posisinya. Jangan sampai keputusan tersebut menjadi hukuman kolektif kepada rakyat Palestina. Indonesia mendukung dibentuknya investigasi yang independen, kredibel, dan transparan untuk membuktikan tuduhan yang disampaikan kepada sejumlah pekerja UNRWA secara appropriate," tegas Menlu Retno.

Menlu Retno menyatakan pula, "Saya menekankan bahwa semua orang memiliki hak sama untuk dihormati dan dilindungi termasuk bangsa Palestina. Bangsa Palestina memiliki hak yang sama untuk hidup dan untuk memiliki negara."

"Saya ajak semua untuk gunakan moral compass dalam upaya untuk memperkuat kemitraan bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas serta kemakmuran."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menlu Retno Sentil Sejumlah Kebijakan Uni Eropa

Isu lainnya yang menjadi fokus Menlu Retno dalam ASEAN-EU Ministerial Meeting ke-24 adalah sejumlah kebijakan Uni Eropa yang disebutnya dapat menghalangi kemitraan blok itu dengan ASEAN.

"ASEAN-Uni Eropa harus menjadi mitra untuk kemakmuran. Saya sampaikan bahwa semua data menunjukkan Uni Eropa adalah salah satu mitra penting ASEAN. Dengan lebih dari 650 juta penduduk, ASEAN juga merupakan mitra penting bagi Uni Eropa. Karakter ekonomi ASEAN dan Uni Eropa adalah saling melengkapi," jelas Menlu Retno.

"Dalam pertemuan, saya juga menyampaikan concern terkait kebijakan Uni Eropa yang dapat menghalangi kemitraan dengan ASEAN, misalnya terkait kelapa sawit dan EUDR (EU Deforestation Regulation). Saya tekankan bahwa ASEAN juga peduli dengan kelestarian lingkungan dan pendekatan yang diambil haruslah saling membantu, bukan menghukum. Saya menekankan bahwa standar 'one-size fits all' tidak dapat diberlakukan."

Menlu Retno menambahkan, "Jika tujuannya adalah untuk memperkuat kerja sama maka pilihannya hanya satu, yaitu saling bekerja sama, saling membantu, dan menghindari isu sustainability digunakan untuk alat proteksi di dalam perdagangan."

3 dari 3 halaman

Komitmen Indonesia dan ASEAN

Indonesia dan ASEAN, jelas Menlu Retno, berkomitmen untuk terus menjadi kontributor utama dalam menciptakan dan menjaga perdamaian serta kemakmuran di Indo-Pasifik.

"ASEAN telah memiliki konsep, yaitu AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) dan ASEAN juga telah mulai mengimplementasikannya pada saat keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu," ujar Menlu Retno dalam European Union Indo-Pacific Ministerial Forum yang ke-3.

"Saya tekankan juga bahwa ASEAN membuka pintu untuk bermitra dengan semua pihak termasuk dengan Uni Eropa. Dan saya jelaskan mengenai prioritas-prioritas kerja sama yang diinginkan ASEAN sesuai AOIP, yaitu konektivitas, infrastruktur, pencapaian SDGs, perdagangan, dan investasi," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.