Sukses

Iran Bantah Terlibat dengan Serangan Drone yang Tewaskan 3 Prajurit AS

Iran memandang klaim AS dan Inggris bahwa pihaknya mendalangi serangan drone yang menewaskan tiga pasukan AS tidak berdasar.

Liputan6.com, Teheran - Iran membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahwa mereka mendukung kelompok militan di balik serangan drone di Yordania yang menewaskan tiga personel militer AS. Bantahan Iran dimuat kantor berita IRNA pada Senin (29/1/2024).

"Klaim ini dibuat dengan tujuan politik tertentu untuk membalikkan realitas di kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani kepada IRNA, seperti dikutip dari Al Arabiya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan drone tersebut. Kanani mengatakan Perlawanan Islam di Irak tidak menerima perintah dari Iran.

"Iran memandang klaim tersebut tidak berdasar," kata Kanani.

Kanani menuturkan pula berlanjutnya serangan AS terhadap Suriah dan Irak serta perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza hanya akan memperparah siklus ketidakstabilan di kawasan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Eskalasi Timur Tengah

Sebelumnya, Misi Iran untuk AS juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan, "Iran tidak ada hubungannya dan tidak terlibat dalam serangan terhadap pangkalan AS."

Pernyataan Misi Iran untuk AS menambahkan, "Ada konflik antara pasukan AS dan kelompok perlawanan di kawasan, yang membalas serangan balasan."

Serangan tersebut merupakan eskalasi besar dari situasi yang sudah tegang di Timur Tengah, di mana perang di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina, yang kebanyakan adalah anak-anak dan perempuan.

 

3 dari 3 halaman

AS Janjikan Pembalasan

Serangan drone dilaporkan menargetkan pangkalan AS di Yordania, dekat perbatasan Suriah, yang dikenal sebagai Tower 22. Selain korban tewas, 34 prajurit AS dilaporkan sedang dievaluasi atas kemungkinan cedera otak traumatik.

Presiden AS Joe Biden menyebut serangan drone itu keji dan sepenuhnya tidak adil. Dia berjanji AS akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab pada waktu dan cara yang pihaknya pilih.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dia marah dan sangat sedih atas kematian pasukan AS dan menegaskan janji Biden untuk memberikan respons.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini