Sukses

Jelang Pemilu Bangladesh, Kereta Komuter Hingga 14 TPS Dibakar

Setidaknya 14 Tempat Pemungutan Suara atau TPS di Bangladesh telah dibakar. Kekerasan menjelang Pemilu Bangladesh hari Minggu (7/1) -- sejak Oktober-- telah menewaskan sedikitnya 15 orang.

Liputan6.com, Dhaka - Setidaknya 14 Tempat Pemungutan Suara atau TPS di Bangladesh telah dibakar, termasuk satu yang berada di pinggiran ibu kota, Dhaka. Gelombang serangan terjadi sehari sebelum negara tersebut mengadakan pemungutan suara pada 7 Januari 2024.

Pada Jumat (5/1), sebuah kereta komuter yang sibuk diduga dibakar, menewaskan lima penumpang. Laporan Channel News (CNA) menyebut, polisi telah menurunkan jumlah korban tewas akibat kebakaran tersebut dari lima menjadi empat.

Kebakaran pada Jumat (5/1) malam melanda kereta antarkota Benapole Express di Dhaka, dan ratusan orang berebut menarik penumpang dari gerbong yang terbakar.

Kebakaran ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kebakaran yang melanda layanan kereta api sejak akhir tahun 2023 lalu, yang menurut polisi disebabkan oleh "tindakan sabotase yang mematikan" yang dilakukan oleh oposisi Bangladesh Nationalist Party (BNP) atau Partai Nasionalis Bangladesh menjelang pemilu nasional pada hari Minggu (7/1).

Menurut laporan BBC, sebagian besar partai oposisi memboikot pemilu Bangladesh tersebut, yang mana Perdana Menteri Sheikh Hasina diperkirakan akan memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut.

Polisi mengatakan seorang politikus oposisi terkemuka, Nabiullah Nabi dari Partai Nasionalis Bangladesh BNP, dan enam aktivis partai lainnya telah ditangkap karena dicurigai terlibat dalam kebakaran kereta komuter di Dhaka pada hari Jumat (5/1).

Samanta Lal Sen, pejabat senior di rumah sakit Dhaka, mengatakan delapan orang terluka parah.

Media lokal mengatakan sebuah kuil Budha di kota tenggara Chittagongjuga telah dibakar, dan Komisi Pemilihan Umum mengatakan kantor partai lokal Liga Awami yang berkuasa telah diserang.

Adapun BNP diketahui telah meminta para pemilih untuk memboikot pemilu tersebut dan menyerukan demo dua hari di seluruh negeri.

Liga Awami yang berkuasa menuduh BNP berusaha mengganggu pemilu dengan melancarkan "teror terhadap orang-orang yang tidak bersalah."

Pada hari Jumat (5/1), Pelapor Khusus PBB, Clément Nyaletsossi Voule, mengatakan dia "sangat terganggu" oleh lingkungan represif seputar pemilu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pejabat Partai Dalang Serangan Kereta?

Laporan Channel News Asia (CNA) mengutip polisi menyebut bahwa Nabiullah Nabi, seorang pejabat senior BNP di Dhaka, dan enam aktivis partai lainnya ditangkap di ibu kota pada Sabtu (6/1) pagi terkait kebakaran kereta komuter di Dhaka pada hari Jumat (5/1).

'Nabi mendanai dan mendalangi serangan itu," kata juru bicara Kepolisian Metropolitan Dhaka, Faruk Hossain, kepada AFP melalui telepon.

Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen menggambarkan kebakaran kereta api terbaru sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan".

"Waktu terjadinya tragedi ini... menunjukkan niat mutlak untuk menghambat kemeriahan, keselamatan dan keamanan proses demokrasi," kata Abdul Momen.

 

3 dari 4 halaman

32 Kereta Penumpang Ditangguhkan Selama Akhir Pekan higga 4 Kali Upaya Pembakaran Jelang Pemilu

Quamrul Ahsan, kepala otoritas perkeretaapian milik negara mengatakan kepada AFP bahwa 32 kereta penumpang telah ditangguhkan selama akhir pekan untuk “memberikan lebih banyak keamanan kepada penumpang lain”.

Ahsan mengatakan, setidaknya ada empat kali aksi pembakaran yang menyasar kereta api jelang pemilu.

"Insiden ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Ahsan, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di beberapa kereta antar kota.

 

4 dari 4 halaman

15 Orang Tewas dalam Kekerasan Jelang Pemilu Bangladesh

Hasina, 76 tahun, yakin akan masa jabatan kelima berturut-turut dalam pemilu hari Minggu (7/1), yang dikritik oleh para pengamat sebagai pemilu yang berat sebelah.

Partai-partai oposisi mengadakan serangkaian protes tahun 2023 lalu yang menuntut pengunduran diri Hasina dan memilih pemerintahan sementara yang netral untuk mengawasi pemilu dan menjamin integritas pemilu.

Kekerasan menjelang pemilu hari Minggu (7/1) -- sejak Oktober-- telah menewaskan sedikitnya 15 orang, dan BNP menyerukan aksi demonstrasi umum pada akhir pekan untuk memprotes pemilu tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.