Sukses

6 Januari 1883: Mengenang Kahlil Gibran, Penyair yang Menyentuh Hati Dunia

Tulisan Kahli Gibran memiliki tempat spesial di dunia sastra.

Liputan6.com, Jakarta - Penyair masyhur Kahlil Gibran lahir 141 tahun lalu pada 6 Januari 1983. Ia lahir di Lebanon dan tulisan-tulisannya tidak hanya terkenal di Jazirah Arab, melainkan seluruh dunia. 

Karya Kahlil Gibran yang paling terkenal adalah The Prophet (bisa diterjemahkan menjadi Sang Nabi atau Sang Pembawa Wahyu) yang menceritakan perjalanan dan pertemuan sang Prophet dengan orang-orang biasa. 

"Dan seorang wanita yang menggendong seorang bayi di dadanya berkata, Bicara kepada kami tentang anak-anak

Dan ia (Prophet) berkata: Anak-anakmu bukan anak-anakmu.

Mereka adalah putra dan putri dari pendambaan Kehidupan terhadap dirinya sendiri.

Mereka datang melalui dirimu, tetapi bukan darimu,

Dan walau mereka bersamamu tetapi mereka bukan milikmu.

Kamu boleh memberikan mereka cintamu tetapi bukan pikiranmu,

Sebab mereka punya pikiran mereka sendiri.

Kamu bisa merumahkan tubuh mereka tetapi tidak jiwa mereka,

Sebab jiwa mereka berada di rumah esok, yang tidak bisa kamu kunjungi, tidak bahkan di mimpimu.

Kamu boleh berusaha menjadi seperti mereka, tetapi jangan membuat mereka mirip denganmu.

Sebab kehidupan tidak berjalan mundur atau berlama-lama dengan hari kemarin."

- Petikan syair dari The Prophet

Menurut situs Poetry foundation, karya-karya Kahlil Gibran termasuk sketsa dan cerpen. Secara stilistika, tulisan Kahlil Gibran sangat berbeda dari gaya sastrawi Arab tradisional yang lebih rigid. Penulisan Kahlil cenderung sederhana namun tetap mendalam. 

Di Amerika Serikat, The Prophet telah menjadi best-seller, meski ternyata para kritikus tidak semuanya suka dengan karya Gibran. Namun, Poetry Foundation mencatat mulai ada perubahan dari sikap para kritikus yang mulai mengapresiasi karya penyair imigran seperti Kahlil Gibran.

Untuk memperingati ulang tahun Kahlil Gibran, berikut dua lagi puisi karya sang penyair, dikutip dari Poetry Foundation.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sang Tatapan

Puisi The Eye (Sang Mata) karya Kahlil Gibran tentang perbedaan persepsi.

Berucaplah sang Mata suatu hari, "Aku melihat menembus lembah-lembah ini sebuah gunung yang diselimuti kabut biru. Bukankah itu indah?"

Sang Kuping mendengar, dan setelah mendengar dengan intens beberapa saat, berkata, "Tetapi di mana gunungnya? Aku tidak mendengarnya."

Lalu sang Tangan berbicara dan berkata, "Aku mencoba dengan sia-sia untuk merasakannya atau menyentuhnya, dan aku tidak menemukan gunung."

Dan sang Hidung berkata, "Tidak ada gunung, aku tidak menciumnya."

Kemudian sang Mata melihat ke arah lain, dan mereka mulai bicara bersama tentang delusi aneh sang Mata. Dan mereka berkata, "Pasti ada masalah dengan sang Mata."

3 dari 3 halaman

Sang Astronom

Puisi The Astronomer (Sang Astronom) karya Kahlil Gibran pada tahun 1918 tentang pertemuan seseorang dengan orang buta yang bijak.

Dalam bayangan kuil sahabatku dan aku melihat orang buta duduk sendirian. Dan sahabatku berkata, "Lihatlah orang paling bijak di negeri kita."

Kemudian aku meninggalkan sahabatku dan mendekati sang orang buta dan menyapanya. Dan kami bercakap-cakap.

Setelah beberapa lama aku mengatakan, "Maafkan pertanyaan saya; tetapi sejak kapan anda telah buta?"

"Sejak lahir," ia menjawab.

Berkata aku, "Dan jalan kebijaksanaan apa yang anda ikuti?"

Berkata ia, "Saya seorang astronom."

Lalu ia menempatkan tangannya di dadanya sembari berkata, "Saya melihat semua matahari dan bulan dan bintang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini