Sukses

China Dihantui Kabut Tebal, Jarak Pandang hanya 50 Meter Bikin Jadwal Penerbangan Batal

Kabut tebal di beberapa provinsi China pada Kamis (4/1) menyebabkan jarak pandang yang sangat rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Kabut tebal di beberapa provinsi China pada Kamis (4/1) menyebabkan jarak pandang yang sangat rendah.

Hal ini berdampak pada penutupan jalan raya, penundaan penerbangan dari Shanghai dan mendorong otoritas mengeluarkan serangkaian peringatan untuk warga di wilayah tersebut.

Kabut China dilaporkan terjadi di provinsi Shandong, Hubei, Hunan, Jiangxi dan Fujian dengan jarak pandang di bawah 200 meter, dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (4/1/2024).

Sementara beberapa provinsi bagian selatan China yang meliputi Jiangsu dan Anhui memiliki jarak pandang di bawah 50 meter, kata Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok.

Observatorium Meteorologi Pusat mengeluarkan peringatan kuning dan oranye untuk kabut tebal hingga pukul 07.45. Kabut asap diperkirakan akan terjadi di banyak wilayah hingga Jumat (5/1), prediksi peramal cuaca Tiongkok.

Beberapa wilayah di Anhui mengeluarkan peringatan merah untuk kabut tebal – peringatan paling serius – dan banyak jalan raya ditutup sementara, menurut berita media pemerintah CCTV.

Di Nanjing, ibu kota provinsi Jiangsu di Tiongkok timur, beberapa daerah dilanda kabut ekstrem yang menyebabkan gangguan transportasi umum dalam berbagai tingkat.

China memiliki sistem peringatan tiga tingkat dengan kode warna untuk kabut tebal, dengan warna merah pertanda paling serius, diikuti oranye dan kuning.

Kabut juga menyebabkan puluhan penerbangan terjadwal dari Bandara Internasional Pudong Shanghai ditunda atau dialihkan selama tiga jam terakhir, menurut aplikasi pelacakan penerbangan FlightView.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

China Bagian Utara Diselimuti Polusi Tebal

Pada November 2023, puluhan juta orang di seluruh China bagian utara berada di bawah peringatan polusi parah pada Selasa (31 Oktober), dan pihak berwenang mendesak warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan karena kabut asap keabu-abuan menyelimuti wilayah tersebut.

Dikutip dari laman Channel News Asia, beberapa wilayah di Beijing, Tianjin, Hebei di Tiongkok yang merupakan rumah bagi lebih dari 100 juta orang.

Wilayah tersebut mengalami polusi terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Di ibu kota Beijing, pihak berwenang mengeluarkan peringatan berwarna oranye yang berarti peringatan polusi udara tertinggi kedua di negara tersebut.

"Ada lebih banyak kabut asap dalam dua hari terakhir ini benar-benar berdampak," kata pekerja kantoran Fu Dalin.

"Karena kabut asap sangat serius, saya tidak akan keluar rumah dan harus tinggal di rumah," katanya kepada AFP di kawasan bisnis di pusat kota Beijing.

Warga lainnya, Xu Gengying mengatakan bahwa polusi tidak akan menghentikannya menjalani kehidupan sehari-hari.

"Kami tetap keluar saat diperlukan, jika ada sesuatu yang harus dilakukan. Hindari saja berolahraga di luar ruangan – jangan jogging," katanya.

3 dari 4 halaman

Kontrol Keselamatan Lalu Lintas

Di beberapa daerah di provinsi padat penduduk Hebei, yang mengelilingi ibu kota, pihak berwenang mengeluarkan peringatan merah tertinggi.

Salah satu perkiraan resmi menunjukkan bahwa kondisi berkabut menyebabkan jarak pandang menjadi kurang dari 50 meter.

Hebei meluncurkan tanggap darurat anti-polusi, dengan mencantumkan kontrol keselamatan lalu lintas jika diperlukan.

Ini termasuk menangguhkan aktivitas lepas landas dan pendaratan penerbangan, menutup sementara jalan raya, dan menangguhkan aktivitas kapal feri, kata biro meteorologi Tiongkok.

Pihak berwenang juga memperingatkan pengguna jalan untuk berhenti di area parkir yang aman ketika kondisi diperlukan dan meminta masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.

Beijing mengatakan, akan menerapkan langkah-langkah pengendalian lalu lintas jika ibu kotanya mengaktifkan peringatan polusi udara tertinggi.

Di kota terdekat Tianjin (rumah bagi 15 juta orang) biro meteorologi menyarankan siapa pun yang menderita masalah pernapasan untuk tidak keluar rumah dan mengenakan masker.

4 dari 4 halaman

Kondisi Tidak Menguntungkan

Kabut asap tebal telah menyelimuti bagian utara negara itu selama beberapa hari sementara suhu musim gugur melonjak hingga mencapai tingkat awal musim panas yang mendekati 30 derajat Celcius di beberapa daerah.

Para ahli mengatakan, lemahnya arus udara dingin dari kutub utara adalah faktor kunci di balik cuaca yang tidak biasa ini.

Sementara itu, konsumsi listrik regional pada akhir Oktober naik 5 persen dibandingkan paruh pertama bulan ini, yang lebih signifikan terjadi pada industri semen, batu bata dan ubin, sehingga kondisinya semakin memburuk, kata CCTV.

Sebagian kota Tianjin dan provinsi Hebei dan Shandong, serta wilayah timur provinsi Jiangsu mengalami kabut tebal dan mengakibatkan jarak pandang kurang dari 1 km, kata Pusat Meteorologi Nasional (NMC).

Hingga Kamis (2/11), kabut asap ringan hingga sedang akan terus menutupi bagian tengah dan selatan wilayah utara Tiongkok, dengan perkiraan kabut asap parah di bagian tengah, kata NMC.

Arus udara dingin diperkirakan akan masuk ke wilayah utara mulai Kamis malam, sehingga menciptakan kondisi yang dapat melemahkan dan menghilangkan kabut, kata peramal cuaca.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.