Sukses

Pecahkan Rekor Dunia, Pesepeda Asal Kanada Bersepeda Lepas Tangan 130 Km

Perjalanan yang berhasil mendapat rekor dunia ini merupakan aksi penggalangan dana untuk Alzheimer's Society of Calgary.

Liputan6.com, Ottawa - Seorang pesepeda asal Kanada berhasil meraih rekor dari Guinness World Records usai mengendarai sepeda sejauh 81 mil atau 130 km tanpa menggunakan tangannya sama sekali.

Guinness World Records mengumumkan bahwa Robert Murray berhasil mendapat rekor atas kategori bersepeda tanpa tangan dengan jarak terjauh dengan waktu tempuh 5 jam 37 menit.

Pesepeda tersebut mengaku sudah banyak berlatih berkendara tanpa menggunakan setang.

"Secara pribadi, menurutku posisi ini lebih nyaman daripada membungkuk," katanya, seperti dilansir dari laman UPI, Sabtu (9/12/2023).

"Aku bisa mengirim pesan teks, mengganti lagu, mengeluarkan apa saja dari ranselku sambil mengendarai sepeda. Itu seperti kebiasaan bagiku."

Perjalanan Murray yang berhasil mendapat rekor ini merupakan aksi penggalangan dana untuk Alzheimer's Society of Calgary.

"Alzheimer adalah penyakit yang diturunkan dalam keluarga saya, dan saya telah kehilangan nenek karena penyakit tersebut," ujarnya.

"Memecahkan rekor dan menggalang dana untuk tujuan yang berarti bagi saya merupakan sebuah kemenangan ganda!"

Murray mengatakan dia selanjutnya mengincar rekor dunia yang sangat berbeda.

"Saya berharap di musim panas 2024, saya bisa mencoba memecahkan rekor pesta es krim terbesar di dunia," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekor Pesepeda Lainnya

Rekor dunia lainnya yang juga melibatkan aksi bersepeda diraih oleh dua orang wanita yang berhasil memecahkan rekor dunia untuk waktu tercepat mengelilingi dunia menggunakan sepeda tandem. Cat Dixon (54), dan Raz Marsden (55), diketahui menghabiskan 263 hari bersepeda dan mengalahkan rekor sebelumnya, 281 hari.

Menurut informasi, mereka memulai perjalanan pada Juni 2019 dari Oxford Inggris dan selesai pada Maret lalu, tak lama sebelum lockdown terkait Virus Corona COVID-19 diberlakukan.

Prestasi mereka telah dikonfirmasi sebagai bagian dari peluncuran Guinness World Records Day.

Kedua sahabat ini menempuh jarak 18.263 mil (29.391 km) tepatnya dalam waktu 263 hari 8 jam dan 7 menit. Selama perjalanan, termasuk penerbangan ketika tidak ada jalur penyeberangan yang memungkinkan, mereka telah menghadapi musim panas di seluruh Eropa, musim hujan di Asia, dan kebakaran semak-semak Australia.

Perjalanan kemudian berubah menjadi perlombaan melawan waktu ketika mereka naik salah satu feri terakhir ke Inggris pada hari larangan melakukan perjalanan dimulai.

Tercatat, rekor sebelumnya dipegang oleh pengendara sepeda asal Inggris Edward Collier dan Louis Paul Snellgrove pada Mei lalu.

Cat Dixon, yang merupakan seorang pengacara dari Yorkshire, dan Raz Marsden, seorang konsultan perawat Motor Neurone Disease di Rumah Sakit Universitas Oxford, telah mengumpulkan lebih dari £ 40.000 (Rp765.088.084) untuk amal.

Dalam wawancara bersama, mereka mengatakan: "Pengalaman itu luar biasa dan tentu saja bukan sesuatu tanpa tantangan - terutama ketika berlomba untuk pulang ketika perbatasan akan ditutup karena pandemi Virus Corona COVID-19."

Dixon dan Marsden diketahui sudah melewati 25 negara yaitu Inggris, Prancis, Monako, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, Albania, Makedonia Utara, Yunani, Turki, Georgia, India, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Meksiko, Maroko, Spanyol, Gibraltar, dan kembali lagi ke Inggris.

"Memecahkan rekor dunia benar-benar adalah petualangan seumur hidup, dan kami berharap itu akan menginspirasi orang lain untuk percaya bahwa segala sesuatu mungkin bisa terjadi jika anda mengikuti impian Anda."

Craig Glenday, pemimpin redaksi Ts, mengatakan: "Saya senang mendengar bahwa mereka tidak hanya mendobrak gelar wanita tetapi juga rekor dunia secara keseluruhan." Dia mengatakan "kisah penuh semangat tentang tekad, ambisi, dan persahabatan mereka telah menjadi tonik di masa-masa sulit ini".

3 dari 4 halaman

Barisan 1.186 Pesepeda Pecahkan Rekor Dunia

Sementara itu, lebih dari 1.000 pesepeda di Bangladesh memecahkan rekor barisan terpanjang di dunia.

Kegiatan itu diadakan oleh komunitas nirlaba pesepeda, BDCyclists. Kegiatan ini berhasil memecahkan rekor dengan 1.186 pesepeda dalam barisan tunggal mulai dari Dhaka, ibu kota Bangladesh.

Dikutip dari UPI, Kamis (26/1/2017), upaya pemecahan rekor Guinness World Record kategori "barisan tunggal terpanjang sepeda (bergerak)" itu dilakukan pada 19 Januari 2017.

"Kami adalah masyarakat umum yang terdiri dari pelajar, pegawai sipil, dan pelaku usaha yang memiliki tujuan sama. Untuk tetap sehat dalam gaya hidup yang penuh stres, bersepedalah untuk rekreasi, bepergian, kesehatan, dan hiburan."

Barisan pesepeda itu mulanya beranggotakan 1.200 orang, tapi ada beberapa orang yang kemudian terkena diskualifikasi karena terpisah dari barisan. Setiap peserta diwajibkan mengayuh terus menerus sejauh 3,3 kilometer, sambil tetap berada dalam barisan dan tidak boleh terdapat celah terlalu jauh.

Kendati demikian, jumlah 1.186 pesepeda itu sudah melebihi rekor dunia sebelumnya yang hanya 984 orang pada 2015. Rekor itu diraih saat Sarajevo Grand Prix di Sarajevo, ibu kota Bosnia dan Herzegovina.

4 dari 4 halaman

Bocah Asal India Pecahkan Rekor Dunia Bersepeda 108 km dalam 5 Jam

Rian Kumar yang berusia enam tahun dari Chennai, Tamil Nadu, India mencatat rekor dunia baru. Dirinya berhasil bersepeda non-stop sejauh 108 kilometer dalam waktu kurang dari 5 jam.

Pencapaiannya telah diakui oleh World Book of Records sebagai orang "tercepat dan termuda" yang mencapai prestasi tersebut.

Rian mengatakan kepada NDTV bahwa ibunya adalah pensiunan Komandan Gauri Sharma, yang juga seorang pesepeda. Ibunya adalah inspirasinya dalam dunia sepeda.

Kedua orang tua Rian adalah perwira di Angkatan Laut India, yang belum lama ini pindah ke Chennai dari Delhi.

"Hal yang paling saya sukai dari bersepeda adalah kecepatan. Saya berlatih bersepeda tiga hari seminggu. Lalu bersepeda statis dan latihan kekuatan di hari-hari lain."

Selengkapnya klik di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini