Sukses

Balon Pengintai Milik China Terpantau di Selat Taiwan

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan balon pengintai militer milik China terlihat di Selat Taiwan, serta ada pergerakan pesawat dan kapal militer dalam skala besar.

Liputan6.com, Taipei - Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan balon pengintai militer milik China terlihat di Selat Taiwan, serta ada pergerakan pesawat dan kapal militer dalam skala besar.

Kementerian Taiwan mengatakan, balon tersebut melewati barat daya kota pelabuhan utara Keelung pada Kamis malam, kemudian berlanjut ke timur sebelum menghilang, kemungkinan menuju Samudera Pasifik.

Namun, tampaknya ada ketidakpastian mengenai apakah balon tersebut dioperasikan langsung oleh Tentara Pembebasan Rakyat, cabang militer Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.

Kementerian tersebut menyebutnya sebagai “balon pengawas PLA” dan “balon 1 RRT” -- merupakan singkatan dari Republik Rakyat Tiongkok, nama resmi China, dikutip dari laman AP, Jumat (8/12/2023).

Juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan, mereka tidak memiliki informasi tambahan lain terkait balon pengintai itu.

Tiongkok telah lama dianggap mengaburkan batasan antara fungsi militer dan sipil, termasuk di Laut China Selatan, tempat Tiongkok mengoperasikan milisi maritimnya.

Taiwan telah mengancam akan menembak jatuh balon-balon tersebut. Dikatakan balon tersebut terpantau terbang pada ketinggian sekitar 6.400 meter (21.000 kaki).

Dikatakan juga 26 pesawat militer Tiongkok terdeteksi, bersama dengan 10 kapal angkatan laut Tiongkok, dalam 24 jam sebelum jam 6 pagi pada Jumat (8/12).

Dari seluruh pesawat tersebut, 15 pesawat telah melewati garis tengah yang merupakan pembatas tidak resmi antara kedua belah pihak, namun Beijing menolak untuk mengakuinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pantauan Militer Taiwan

Beberapa di antaranya juga memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan di luar wilayah udara pulau tersebut, yang meliputi Selat Taiwan selebar 160 kilometer (100 mil).

Militer Taiwan memantau situasi tersebut dengan pesawat tempur, kapal angkatan laut, dan sistem rudal berbasis darat, kata kementerian itu.

Insiden ini terjadi sebulan sebelum Taiwan mengadakan pemilihan presiden dan badan legislatif dan menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan upaya Tiongkok untuk mempengaruhi pemungutan suara.

3 dari 4 halaman

Amerika Serikat: Balon China Jelas untuk Memata-Matai

Sebelumnya, balon milik China yang terbang di atas wilayah Amerika Serikat (AS) selama lebih dari seminggu sebelum ditembak jatuh di atas Atlantik pada Sabtu (4/2/2023), membawa peralatan yang mampu melakukan geolokasi komunikasi.

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pada Kamis (9/2), peralatan tersebut diidentifikasi oleh pesawat mata-mata U-2 yang dikirim untuk memeriksa balon tersebut.

"Peralatan yang terdapat di balon itu jelas untuk pengawasan intelijen dan tidak sesuai dengan perlengkapan yang ada di balon penelitian cuaca," kata pejabat AS tersebut seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (10/2). "Balon itu memiliki banyak antena... kemungkinan mampu mengumpulkan dan melakukan geolokasi komunikasi."

Pejabat tersebut menambahkan, "Balon itu dilengkapi dengan panel surya yang cukup besar untuk menghasilkan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan sejumlah sensor pengumpulan intelijen aktif."

AS mengklaim China telah menggunakan balon mata-mata serupa untuk mengumpulkan informasi intelijen lebih dari 40 negara di lima benua.

4 dari 4 halaman

Kritik Terhadap Pemerintahan Biden

Pentagon sejauh ini bersikeras bahwa meskipun balon tersebut dilengkapi sejumlah peralatan, namun tetap tidak memberi China kemampuan pengumpulan intelijen.

Partai Republik mengkritik pemerintahan Joe Biden terkait penanganan temuan balon mata-mata ini. Pasalnya, pemerintah tidak langsung menembak jatuh balon mata-mata tersebut sebelum melintasi wilayah udara AS.

Pentagon sebelumnya mengatakan bahwa balon mata-mata itu tidak menghadirkan ancaman serius dan tidak dapat ditembak jatuh di darat karena khawatir menimbulkan korban.

Laporan CNN menyebutkan, pejabat dari Pentagon, Kementerian Luar Negeri, dan intelijen AS telah memberi pengarahan kepada anggota Kongres secara tertutup pada Kamis. Menurut mereka, balon mata-mata itu berhasil mengumpulkan sedikit informasi intelijen dan China langsung menghentikannya begitu AS mendeteksi kehadirannya.

AS, saat itu, dengan segera mengambil langkah-langkah untuk memblokir kemampuan pengumpulan informasi intelijen balon mata-mata tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.