Sukses

Turis Jepang Tewas Usai Bungee Jumping Tertinggi di Dunia dari Macau Tower Berbayar Rp5,5 Juta

Seorang pria asal Jepang dikabarkan meninggal dunia hanya beberapa jam setelah menyelesaikan lompatan ekstremnya dari Menara Makau (Macau Tower).

Liputan6.com, Makau - Sejumlah orang mungkin memiliki ketertarikan pada aktivitas yang dapat memicu adrenalin. Salah satu aktivitas tersebut adalah lompat dari ketinggian sambil mengikat bagian tubuh tertentu menggunakan tali atau yang akrab dikenal sebagai bungee jumping.

Meskipun terlihat menakutkan, sejumlah orang nekat melakukan hal tersebut.

Adalah pria asal Jepang yang memutuskan untuk melakukan bungee jumping tertinggi di dunia. Namun nahas, ia dikabarkan meninggal hanya selang beberapa jam setelah menyelesaikan lompatan ekstremnya dari Menara Makau (Macau Tower).

Menurut laporan HK01 yang dilansir dari The Strait Times, Rabu (6/12/2023), pria tersebut mengalami sesak napas dan berhenti bernapas sekitar pukul 16.30 waktu setempat pada 3 Desember. HK01 juga menyebutkan bahwa pria tersebut tidak memiliki luka ringan di tubuhnya.

Meskipun segera dilarikan ke Rumah Sakit Conde S. Januario untuk perawatan darurat, tetapi tampaknya upaya penyelamatan kepada pria berusia 56 tahun ini tidak berhasil. Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Pihak penyelenggara bungee jump di Menara Makau, Skypark by AJ Hackett, telah menuliskan dalam situs web miliknya bahwa peserta harus mengungkapkan kondisi medis mereka kepada staf sebelum terlibat dalam aktivitas tersebut. Hal ini termasuk kondisi jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, atau operasi yang telah dilakukan.

Adapun Menara Makau memiliki ketinggian 338 meter dengan bungee jumping-nya dilakukan pada ketinggian 233 meter. Wahana ini memegang predikat sebagai bungee jumping tertinggi di dunia. 

Para peserta tunggal dikabarkan harus membayar sebesar 2.888 pataca Makau (Rp5.5 juta) jika ingin ikut serta dalam lompatan ekstrem ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penusukan di Paris Dekat Menara Eiffel Tewaskan Turis Jerman, 1 Orang dengan Gangguan Jiwa Ditangkap

Baru-baru kisah turis tewas juga terjadi di Paris, Prancis. Serangan penusukan melanda sebuah jalan di pusat kota Paris dekat Menara Eiffel pada Sabtu 2 Desember 2023 malam waktu setempat. Peristiwa ini menyebabkan satu orang tewas dan dua lainnya luka-luka.

Mengutip BBC, Minggu (3/12/2023), Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin mengatakan seorang penyerang menargetkan wisatawan di sekitar Quai de Grenelle, yang dekat dengan Menara Eiffel. Dia menambahkan bahwa seorang warga negara Prancis berusia 26 tahun yang dikenal oleh dinas keamanan telah ditangkap.

Mengutip sumber polisi, kantor berita AFP menyebutkan korban meninggal - yang diidentifikasi sebagai warga negara Jerman - ditusuk.

Sementara korban luka dalam insiden penusukan itu sudah dirawat oleh layanan darurat.

Darmanin mengatakan tersangka penyerang meneriakkan "Allahu Akbar", bahasa Arab yang berarti "Allah Maha Besar", dan mengatakan kepada polisi bahwa dia kesal dengan situasi di Gaza. Dia mengatakan tersangka dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada tahun 2016 karena merencanakan serangan lain dan masuk dalam daftar pantauan dinas keamanan Prancis.

"Pria tersebut juga diketahui menderita gangguan kejiwaan," kata Darmanin.

Selengkapnya klik disini...

3 dari 4 halaman

Kapal Wisata Terbalik dan Tenggelam di Danau Maggiore Italia, 4 Turis Termasuk 2 Anggota Intel Tewas

Kisah turis meninggal dunia di Italia lainnya terjadi akibat kecelakaan kapal. Sebuah kapal wisata dilaporkan terbalik pada Minggu 28 Mei 2023 malam waktu setempat. Sejumlah penumpangnya dilaporkan meninggal dunia.

"Jasad empat orang telah ditemukan dari Danau Maggiore di Italia utara setelah sebuah kapal wisata terbalik pada Minggu malam," kata dinas pemadam kebakaran Italia seperti dikutip dari CNN, Selasa (30/5/2023). 

Operasi pencarian dan penyelamatan kecelakaan kapal itu kini telah selesai, setelah jenazah terakhir ditemukan pada pukul 08.00 waktu setempat (02.00 ET), kata dinas pemadam kebakaran, Vigili del Fuoco, dalam sebuah twit hari Senin.

Para korban kecelakaan kapal di Danau Maggiore itu termasuk dua warga negara Italia, satu dari Israel dan seorang warga Rusia, afiliasi CNN Sky Tg24 melaporkan hari Senin, mengutip jaksa setempat. Korban terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.

Rumah kapal sepanjang 16 meter (52 kaki) itu telah membawa 24 orang ketika mengalami kesulitan selama "badai dahsyat" dan terbalik pada Minggu 28 Mei tak lama setelah pukul 19.30 waktu setempat (13:30 ET), Sky Tg24 melaporkan.

Ada 22 turis di dalamnya, termasuk penumpang Inggris, dan dua awak, menurut Sky Tg24.

 

Selengkapnya klik disini...

4 dari 4 halaman

Korban Tewas dari Tenggelamnya Kapal Wisata Jepang Bertambah Jadi 11 Orang

Kisah turis meninggal dunia juga terjadi di Jepang yakni ketika kapal wisata dikabarkan tenggelam di laut. Penyelidikan telah dimulai untuk mencari penyebab hilangnya sebuah kapal wisata Jepang di lepas pantai utara negara itu, sementara penjaga pantai mengkonfirmasi pada Senin (25 April) kematian seorang anak yang ditemukan pada Minggu malam, sehingga jumlah korban tewas menjadi 11 orang.

Sejauh ini, tidak ada yang ditemukan dari kapal wisata Jepang, Kazu I, yang meninggalkan pelabuhan pada hari Sabtu dengan 24 penumpang, termasuk 2 anak-anak, dan dua anggota awak, kecuali perangkat pelampung oranye yang terpaut di area berbatu di sepanjang garis pantai yang terjal. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (25/4/2022). 

Pencarian dilanjutkan pada hari Senin menggunakan pesawat dan kapal patroli, dengan media mengatakan kapal nelayan lokal dari pelabuhan Utoro juga telah dimobilisasi. Para pencari juga menyusuri tebing-tebing terjal di sepanjang garis pantai.

Penjaga pantai mengatakan akan sulit untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada kapal sampai lebih banyak bukti atau puing ditemukan.

 

Selengkapnya klik disini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.