Sukses

Mali, Satu-satunya Gajah di Filipina Mati di Kebun Binatang Manila

Nasib buruk yang dialami, Mali, satu-satunya gajah di Filipina ini telah menjadi kekhawatiran yang sudah lama ada di kalangan aktivis hak-hak hewan.

Liputan6.com, Manila - Seekor gajah yang dijuluki oleh para aktivis sebagai salah satu yang "paling menyedihkan" di dunia mati di kebun binatang Filipina, tempat binatang itu menghabiskan hampir seluruh hidupnya sendirian di dalam kandang.

Penghormatan mengalir untuk Mali, yang merupakan bintang atraksi di Kebun Binatang Manila selama empat dekade dan sangat dicintai.

Nasib buruk yang dialami satu-satunya gajah di Filipina ini telah menjadi kekhawatiran yang sudah lama ada di kalangan aktivis hak-hak hewan.

Salah satunya adalah Sir Paul McCartney yang meminta pihak berwenang memindahkan Mali ke suaka gajah.

Kematian Mali pada Selasa (28/11/2023) diumumkan melalui video Facebook oleh Wali Kota Manila Honey Lacuna, yang mengatakan kunjungan ke kebun binatang untuk melihat Mali adalah salah satu kenangan masa kecilnya yang paling membahagiakan.

"Jumat lalu, gajah Asia itu terlihat terus-menerus menggesekkan belalainya ke dinding, yang menandakan dia kesakitan," kata kepala dokter hewan kebun binatang Heinrich Patrick Pena-Domingo, seperti dilansir BBC, Jumat (1/12//2023).

Pada Selasa pagi, Mali sudah berbaring miring dan terengah-engah. Dokter hewan memberikan antihistamin dan vitamin, namun Mali mati sore itu juga. Otopsi menemukan bahwa dia menderita kanker di beberapa organ tubuhnya, serta penyumbatan di aortanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

RIP Mali

Mali, yang bernama lengkap Vishwa Ma'ali, dihadiahkan kepada mantan ibu negara Filipina Imelda Marcos oleh pemerintah Sri Lanka pada tahun 1981, ketika dia berusia 11 bulan.

Kebun Binatang Manila juga merupakan rumah bagi gajah lain, Shiva, yang tiba pada tahun 1977 dan mati pada tahun 1990. Mali menjadi satu-satunya gajah di kebun binatang tersebut sejak saat itu. Pada puncak pandemi, Kebun Binatang Manila juga berfungsi sebagai tempat vaksinasi untuk anak-anak, dan Mali menghibur mereka.

Aktivis hak-hak binatang mengkritik kondisi buruk di Kebun Binatang Manila dan mengatakan bahwa para penjaga kebun binatang tersebut tidak mempunyai perlengkapan yang memadai untuk memberikan perawatan medis yang layak kepada Mali. Namun, otoritas kebun binatang berpendapat bahwa gajah tersebut sebaiknya dipelihara di penangkaran karena dia tidak mengetahui seperti apa kehidupan di alam liar.

Dalam suratnya kepada presiden Filipina pada tahun 2012, Benigno Aquino III, Sir Paul McCartney menggambarkan rekaman Mali yang dia lihat di penangkaran sebagai hal yang memilukan.

"Saya menulis surat ini untuk menyuarakan pendapat saya kepada banyak pihak yang mendukung pemindahan Mali, gajah kesepian yang saat ini ditahan di Kebun Binatang Manila, ke tempat perlindungan di Thailand sesegera mungkin," kata Sir Paul McCartney.

Mantan pentolan Smiths, Morrissey, menyampaikan permohonan tertulis serupa, namun Mali tetap berada di Kebun Binatang Manila.

"Salah satu gajah yang paling menyedihkan di dunia telah mati," kata Kelompok Perlakuan Etis terhadap Hewan (Peta). "Beristirahatlah dengan tenang, Mali, kamu berhak mendapatkan lebih."

3 dari 3 halaman

Minta Sumbangan Gajah ke Sri Lanka

Di X alias Twitter, warga Filipina dari berbagai generasi mengenang bagaimana karyawisata sekolah di Manila selalu mencakup kunjungan ke Mali, dan menyesali kenyataan bahwa dia meninggal sendirian.

Seorang pengguna Twitter mengingat perjumpaan pertamanya dengan Mali 11 tahun lalu. "Melihat Mali berjalan-jalan, Anda akan merasakan betapa kesepiannya gajah ini. Hati saya hancur … dan kini diumumkan bahwa Mali telah mati."

"Sedih dengan Mali, gajah terkenal di Filipina ini mati. Berharap tidak ada lagi gajah yang terkurung di kebun binatang," tulis pengguna X lainnya.

Dalam konferensi pers pada Rabu (29/11), wali kota Manila mengatakan bahwa dia akan meminta pemerintah Sri Lanka untuk menyumbangkan satu gajah lagi ke ibu kota Filipina.

"Dia mungkin tampak sendirian, tapi dia punya kita di sampingnya," kata Lacuna dalam bahasa Tagalog. "Dia adalah wajah yang menyapa setiap orang yang mengunjungi Kebun Binatang Manila. Dia adalah bagian dari hidup kita."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.