Sukses

Xi Jinping Blak-blakan ke Joe Biden, Minta AS Setop Kirim Senjata ke Taiwan

Presiden China Xi Jinping secara blak-blakan ke Joe Biden. Keduanya bertemu di San Francisco, Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden China Xi Jinping secara blak-blakan ke Joe Biden untuk berhenti mengirimkan senjata ke Taiwan. Hal ini disampaikan dalam pertemuan keduanya di San Francisco, Amerika Serikat.

Di sisi lain, Joe Biden juga meminta Xi menggunakan pengaruhnya di Iran untuk mendesak Teheran agar tidak melancarkan serangan proksi terhadap sasaran Amerika Serikat di Timur Tengah ketika konflik Israel-Hamas terus berlanjut di Gaza, kata pejabat AS.

Biden mengatakan, AS dan Tiongkok harus memastikan bahwa persaingan di antara mereka “tidak mengarah pada konflik” dan mengelola hubungan mereka “secara bertanggung jawab”.

Ia mengatakan, isu-isu seperti perubahan iklim, pemberantasan narkotika dan AI menuntut perhatian bersama, dikutip dari laman nationthailand, Kamis (16/11/2023).

Setelah sesi pembicaraan pagi hari dan sebelum makan siang bersama Xi, Joe Biden mengatakan di platform media sosial X, sangat penting bagi mereka untuk memahami satu sama lain secara “leader to leader”.

Setelah makan siang, keduanya berjalan-jalan sebentar di taman mansion yang terawat, mengikuti interaksi yang berlangsung sekitar empat jam.

Biden melambai kepada wartawan dan mengacungkan dua jempol ketika ditanya bagaimana jalannya perundingan.

“Yah,” katanya.

Sementara, Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin “mengadakan diskusi yang jujur dan konstruktif mengenai berbagai masalah bilateral dan global dan bertukar pandangan mengenai perbedaan pendapat”.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sambut Xi Jinping di Filoli Estate

Biden menyambut pemimpin China tersebut di Filoli estate, sebuah rumah pedesaan dan taman sekitar 48 km selatan San Francisco, tempat mereka nanti akan menghadiri pertemuan puncak forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik atau KTT APEC.

Pada kesempatan tersebut, Joe Biden mengatakan AS dan China harus memastikan bahwa persaingan di antara mereka "tidak berubah menjadi konflik" dan mengelola hubungan mereka "secara bertanggung jawab". Ia mengatakan isu-isu seperti perubahan iklim, pemberantasan narkotika dan AI menuntut perhatian bersama.

Xi Jinping menanggapinya dengan mengatakan bahwa "Planet Bumi cukup besar bagi kedua negara untuk berhasil".

Setelah sesi pembicaraan pagi hari dan sebelum makan siang bersama Xi, Biden mengatakan di platform media sosial X, sangat penting bagi mereka untuk memahami satu sama lain secara "leader to leader".

"Ada tantangan global penting yang menuntut kepemimpinan bersama kita. Dan hari ini, kita mencapai kemajuan nyata," ujar Joe Biden tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Setelah makan siang, para pemimpin berjalan-jalan singkat bersama di taman mansion yang terawat setelah interaksi yang berlangsung sekitar empat jam. Biden melambai kepada wartawan dan mengacungkan dua jempol ketika ditanya bagaimana jalannya perundingan. "Yah," katanya.

Pernyataan Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin tersebut "mengadakan diskusi yang jujur dan konstruktif mengenai berbagai isu bilateral dan global dan bertukar pandangan mengenai perbedaan pendapat".

3 dari 3 halaman

Setahun Berlalu dari Pertemuan di Bali, Ini Kata Xi Jinping

Xi memberi tahu Biden saat mereka memulai pembicaraan, banyak hal telah terjadi sejak pertemuan terakhir mereka setahun lalu di Bali. "Dunia telah keluar dari pandemi COVID-19, tapi masih terkena dampak yang luar biasa. Perekonomian global mulai pulih, namun momentumnya masih lamban."

Dia menyebut hubungan AS-Tiongkok sebagai "hubungan bilateral paling penting di dunia," dan mengatakan dia dan Biden “memikul tanggung jawab yang berat bagi kedua bangsa, bagi dunia, dan bagi sejarah”.

"Bagi dua negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, saling berpaling dari satu sama lain bukanlah suatu pilihan," katanya. "Tidak realistis bagi satu pihak untuk merombak pihak lain, dan konflik serta konfrontasi memiliki konsekuensi yang tidak tertahankan bagi kedua belah pihak."

Para pemimpin berupaya mengurangi perselisihan, namun kemajuan besar dalam mengatasi perbedaan besar yang memisahkan mereka mungkin harus menunggu beberapa hari lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.