Sukses

19 November 2019: Shinzo Abe Jadi PM Jepang Terlama, Mengabdi 2.886 Hari

Perdana Menteri Shinzo Abe menyamai rekor Jepang sebagai perdana menteri terlama pada hari Selasa, 19 November 2019.

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Shinzo Abe menyamai rekor Jepang sebagai perdana menteri terlama pada hari Selasa, 19 November 2019.

Mengutip Kyodo News, diketahui bahwa Shinzo Abe pada tanggal itu menyamai Taro Katsura sebagai perdana menteri terlama di negara itu. Dengan total masa jabatan 2.886 hari.

Sekitar tujuh tahun masa jabatannya saat itu, yang dimulai pada tahun 2012 dan dilanjutkan dari tahun 2006 hingga 2007. Abe siap memecahkan rekor Katsura sebagai PM Jepang terlama pada Rabu 20 November, di saat banyak tantangan terbentang di hadapannya. Terbaru adalah perihal kontroversi proyek yang didanai publik: pesta melihat bunga sakura.

Ini adalah sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pemimpin yang pernah mengundurkan diri dalam kehinaan, di tengah kekhawatiran ekonomi dan tuduhan bahwa dia melanggar hukum pemilihan.

Shinzo Abe yang saat itu berusia 65 tahun, telah mendapatkan penilaian yang cukup tinggi untuk diplomasinya.

Melansir dari The Straits Times, hubungannya yang hangat dengan Presiden AS Donald Trump mungkin telah menghindarkan skenario terburuk dalam perselisihan perdagangan, meskipun sedikit kemajuan yang telah dicapai dalam sengketa wilayah dengan Rusia dan hubungan dengan Korea Selatan yang dingin.

"Tidak ada pemimpin dunia lain yang berhubungan begitu baik dengan Trump," kata Akihisa Nagashima, mantan anggota parlemen oposisi yang kini ada di Partai Demokrat Liberal Abe.

Abe, yang mengabdi dalam satu masa jabatan bermasalah sebelum mengundurkan diri pada tahun 2007, membuat comeback pada Desember 2012, dengan janji untuk militer yang lebih kuat dan ekonomi yang direvitalisasi sambil bertujuan untuk merevisi konstitusi pasca-perang Jepang yang bersifat damai.

Abe kemudian tercatat mengabdi selama total 2.886 hari di kursi PM, menyamai rekor yang ditetapkan oleh Taro Katsura lebih dari satu abad yang lalu. Dia telah memimpin koalisi pemerintahannya untuk enam kemenangan dalam pemilu nasional sejak kembali, bertahan dari tuduhan nepotisme dan skandal atas data yang difalsifikasi oleh birokrat.

Kemenangan-kemenangan itu dibantu oleh oposisi yang terpecah dan kenangan akan pemerintahan Partai Demokrat Jepang yang bergolak pada periode 2009-2012, yang membuat banyak pemilih merindukan stabilitas.

"Alasan terbesar (atas kelangsungan jabatannya) adalah bahwa dia lebih baik daripada pemerintahan DPJ," kata Seiko Noda, anggota DPR dari LDP dan potensi rival Abe, kepada Reuters.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Teman Dekat PM Abe Pernah Mengundurkan Diri Juga

Namun, sejak reshuffle Kabinet pada September, dua menteri, keduanya merupakan sekutu dekat Abe, harus mengundurkan diri atas tuduhan pelanggaran hukum kampanye pemilihan.

Sekarang Abe menjadi sorotan atas tuduhan bahwa dia tidak hanya memihak pendukung dengan undangan ke pesta melihat bunga sakura yang didanai negara tetapi mungkin telah melanggar hukum kampanye dengan mensubsidi kehadiran pendukungnya dalam sebuah resepsi pada malam sebelumnya.

Abe telah membantah melakukan kesalahan. Sebuah jajak pendapat koran Asahi 16-17 November 2019 menunjukkan bahwa 68 persen tidak yakin dengan penjelasannya, meskipun peringkat dukungannya tetap stabil di 44 persen.

Kekhawatiran bahwa ekonomi menuju resesi di tengah memudarnya dampak dari kebijakan "Abenomics"-nya juga mengaburkan masa depan Abe. Para kritikus mengatakan bahwa "panah" ketiga-nya dalam reformasi struktural tidak pernah terbang.

3 dari 4 halaman

PM Shinzo Abe Meninggal Dunia

Adapun Shinzo Abe yang dinobatkan sebagai perdana menteri terlama pada 19 November 2019 diketahui meninggal pada 8 Juli 2022.

Warga Jepang berduka atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Jumat (8/7) saat menyampaikan kampanye politik di Nara.

"Ini adalah berita yang ditakuti orang-orang di sini di Jepang selama enam jam," tulis Jurnalis BBC di Jepang Yuko Kato.

"Ini adalah hasil terburuk yang mungkin terjadi," katanya, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/7/2022).

Kini, ada sentimen di mana-mana, soal penggunaan senjata api.

"Apa pun yang dipikirkan orang tentang Abe, Jepang kini bersatu dalam kesedihan, kemarahan, dan keterkejutan," kata Kato.

Abe meninggal di rumah sakit. Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat partai Shinzo Abe saat sedang menerima perawatan medis, dekat dengan serangan di Nara, kata seorang pejabat senior Partai Demokrat Liberal, lapor lembaga penyiaran publik NHK.

Jepang, negara berpenduduk 127 juta orang dan kematian senjata tahunan jarang berjumlah lebih dari 10.

"Sejak senjata masuk ke negara itu, Jepang memiliki undang-undang senjata yang ketat," kata Iain Overton, Direktur eksekutif Action on Armed Violence, sebuah kelompok advokasi Inggris, mengatakan kepada BBC. 

"Jepang adalah negara pertama yang memberlakukan undang-undang senjata di seluruh dunia, dan saya pikir itu sudah meletakkan dasar bahwa senjata benar-benar berbahaya di masyarakat sipil."

Namun kemudian, insiden penembakan justru menimpa mantan PM Shinzo Abe hingga menyebabkan ia tak sadarkan diri. 

Insiden kekerasan senjata jarang terjadi di Jepang, di mana senjata api dilarang.

4 dari 4 halaman

Peringatan 1 Tahun Kepergian PM Shinzo Abe

Pada Sabtu 8 Juli 2023, Jepang menandai satu tahun terbunuhnya mantan perdana menteri Shinzo Abe.

Abe ditembak mati oleh seorang pria yang marah karena hubungannya dengan Gereja Unifikasi, ketika sang mantan PM tengah berpidato dalam sebuah kampanye di tempat umum.

Kematian perdana menteri terlama di Jepang, yang terekam di video, mengguncang sebuah negara yang tidak terbiasa dengan kekerasan senjata.

Perdana Menteri Fumio Kishida, pejabat senior lain, serta anggota parlemen bergabung dengan janda Abe, Akie, pada upacara peringatan pribadi di sebuah kuil Buddha di Tokyo, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia (8/7/2023).

Masyarakat diizinkan masuk untuk mempersembahkan bunga setelah kebaktian berakhir.

Di antara mereka adalah Tsuu Ogawa, 49, seorang pekerja hotel, yang merayakan ulang tahunnya pada hari ketika Abe dibunuh.

"Saya terkejut bahwa hal mengerikan seperti ini bisa terjadi di Jepang, dan saya berdoa agar hal seperti itu tidak pernah terjadi lagi," katanya, membawa bunga ke kuil.

Abe dikenang karena mengejar kebijakan ekonomi yang bertujuan mengakhiri deflasi bertahun-tahun, termasuk pelonggaran moneter yang agresif, stimulus fiskal dan deregulasi. Para kritikus mengatakan langkah-langkah itu, yang dikenal sebagai 'Abenomics' juga membuka kesenjangan pendapatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.