Sukses

Wamenlu RI: Demi Capai Visi Indonesia Emas 2045, Perekonomian Indonesia Perlu Sinergi dengan Kemajuan Ekonomi Global

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala N. Mansury, bertandang ke KBRI Seoul pada 8 November 2023. Kedatangannya dalam kapasitas kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika.

Liputan6.com, Seoul - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala N. Mansury, bertandang ke KBRI Seoul di Korea Selatan (Korsel) pada 8 November 2023. Kedatangannya dalam kapasitas kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika.

Pada kesempatan tersebut, Wamenlu Pahala menggarisbawahi bahwa fokus diplomasi ekonomi adalah pengembangan sektor perdagangan, pariwisata dan investasi (TTI), peningkatan akses pasar, ketahanan ekonomi, dan infrastruktur diplomasi.

"Kondisi dunia yang multi polar menjadi pemicu bagi Indonesia untuk mencapai ekonomi ke-5 terbesar di dunia. Guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan pendapatan per kapita di atas USD 30.000, perekonomian Indonesia perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global," kata Wamenlu Pahala saat membuka kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika bertempat di KBRI Seoul pada 8 November 2023, seperti dikutip dari keterangan tertulis pihak KBRI yang diterima Jumat (10/11/2023). 

Kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika diselenggarakan di KBRI Seoul pada 8-9 November 2023 oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, bekerja sama dengan KBRI Seoul dan Ditjen Asia, Pasifik dan Afrika Kemlu RI.

Seluruh perwakilan RI di kawasan Asia, Pasifik dan Afrika tercatat menghadiri kegiatan tersebut baik secara luring maupun daring.

Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika ditutup pada 9 November 2023 pukul 18.00 waktu setempat oleh Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika; dan Kepala BSKLN Dr. Yayat G.H. Mulyana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kegiatan Dua Hari dengan Empat Sesi

Adapun menurut Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemlu RI, Dr. Yayan GH Mulyana, kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika di KBRI Seoul dilaksanakan selama dua hari dengan dibagi ke dalam empat sesi, yaitu:

  1. Dialog TTI dan Indonesia Go Global untuk mendiskusikan strategi kebijakan dan promosi TTI Indonesia di luar negeri yang efektif
  2. Perumusan Rencana Aksi Diplomasi Ekonomi Indonesia di tahun 2024
  3. InvestoLink: Update & Implementation’ yang merupakan sosialisasi aplikasi Dashboard Investolink pada tahun 2023
  4. Epistemic Forum of Investment Research  yang bertujuan untuk menjaring masukan akademisi, lembaga think tank, BUMN dan praktisi ekonomi

 

3 dari 4 halaman

2023 Tahun yang Tepat untuk Join Forces Menggarap Pasar di Kawasan

Sementara itu, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Duta Besar Abdulkadir Jailani, menggarisbawahi bahwa tahun ini dianggap sebagai momen tepat untuk terus berupaya menggarap pasar di kawasan.

"2023 merupakan tahun yang tepat untuk join forces guna menggarap pasar di kawasan. Di tahun 2023, target neraca perdagangan Indonesia surplus 38.5 miliar USD, sasaran kunjungan wisma 8.5 juta kunjungan," ujar Abdulkadir Jailani melalui video.

 

4 dari 4 halaman

Deretan Narasumber

Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika di KBRI Seoul ini menghadirkan sejumlah narasumber terdiri dari para pejabat terkait dari Kementerian dan Lembaga, KADIN Indonesia, sejumlah perusahaan BUMN RI dan think tank, meliputi Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari; Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM, Rakhmat Yulianto; Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan, Dr. Miftah Farid; Wakil Ketua KADIN Bidang Investasi dan Luar Negeri, Shinta Kamdani Widjaja; Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar; Mr. Bang Junghwan, Indonesianist; Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, Dosen dan peneliti dari Universitas Airlangga; serta Dr. Intan Murnia Ramli, Senior Policy Fellow ERIA.

Pada waktu yang sama, usai Sesi Pembukaan, KBRI Seoul telah memfasilitasi sesi paralel One-on-One Business Meeting: Building Stronger Indonesia-Korea Economic Partnerships in Energy and Downstream Manufacturing Industries.

Kegiatan tersebut menghadirkan lima perusahaan Korea untuk menawarkan proyek-proyek investasi potensial Indonesia di sektor  energi  dan hilirisasi   industri   manufaktur,   terutama   untuk pengembangan  industri  kendaraan  listrik  (electric vehicles/EVs).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.