Sukses

Israel Klaim Ada Senjata Korea Utara yang Dipakai Hamas

Israel menuding Hamas menggunakan senjata dari Korea Utara.

 

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel menuding ada senjata Korea Utara yang digunakan oleh Hamas di tengah perang melawan Israel. Amunisi Korut itu digunakan saat serangan pada 7 Oktober 2023 lalu. 

Selain amunisi buatan Korut, pihak militer Israel berkata ada yang dibuat di Iran. Beragam senjata Hamas, seperti ranjau, rocket-propelled grenades (RPGs), dan drone ditampilkan oleh militer Israel kepada media massa. 

"Saya pikir sekitar lima hingga 10 persen senjata di sini buatan Iran," ujar seorang pejabat militer Israel, dilansir France24, Kamis (26/10/2023).

"Dan 10 persennya Korea Utara. Sisanya dibuat di dalam Jalur Gaza," ujar pejabat yang bicara secara anonim itu.

Hamas dilaporkan memiliki jaringan penyelundupan senjata yang luas di Jalur Gaza yang diblokir. Kelompok itu juga memproduksi sendiri, termasuk roket yang ditembak ke Israel.

Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menewaskan lebih dari 1.400 orang, mayoritas rakyat sipil. Hamas juga menculik 224 orang. Warga yang diculik Hamas tidak hanya dari Israel, melainkan ada yang dari Amerika Serikat, Rusia, hingga ASEAN.

Israel melakukan serangan ke Gaza yang menewaskan lebih dari 7.000 orang. Serangan Israel dikecam oleh kelompok HAM internasional seperti Amnesty dan Human Rights Watch. Serangan kolektif yang menewaskan rakyat sipil Palestina dan blokade Israel disebut sebagai kejahatan perang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pangeran Arab Saudi dan Joe Biden Turun Tangan Jaga Stabilitas di Tengah Perang Hamas vs Israel

Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, melakukan diskusi bersama Presiden Amerika Serikat Joe Biden terkait operasi militer Israel ke Gaza. Mereka berupaya menyetop eskalasi konflik.

Berdasarkan laporan Arab News, Rabu (25/10), Presiden Joe Biden dan Pangeran MBS melakukan diskusi pada Selasa kemarin. Pangeran Arab Saudi menegaskan ia menolak serangan kepada warga sipil, infrastruktur, dan lokasi-lokasi penting untuk kehidupan warga.

Lebih lanjut, Pangeran MBS meminta agar ada ketenangan supaya tidak ada eskalasi yang dapat membawa dampak negatif ke kawasan. Ia juga meminta agar hukum kemanusiaan internasional bisa dituruti, dan supaya bantuan bisa masuk ke Gaza.

Hak rakyat Palestina juga disorot oleh pangeran Saudi. Ia menjelaskan bahwa penting supaya rakyat Palestina mendapatkan haknya, serta meraih keadilan, dan perdamaian.

Dari pernyataan versi Gedung Putih, pihak AS berkata bahwa pemerintahan Joe Biden menyatakan negaranya mendukung ancaman terorisme.

Rilis dari Gedung Putih menyatakan bahwa pihak Saudi dan AS setuju untuk menjaga stabilitas di kawasan dan mencegah konflik meluas. Mereka juga setuju medukung pelepasan tawanan Hamas dan pemberian bantuan kemanusiaan.

"Mereka juga menyepakati pentingya bekerja menuju perdamaian berkelanjutan antara rakyat Israel dan Palestina secepatnya saat krisis mereda," tulis pernyataan Gedung Putih. 

Joe Biden dan Pangeran Arab Saudijuga sepakat untuk terus melanjutkan komunikasi.

3 dari 4 halaman

Israel Serang Sekjen PBB, Diplomat Arab Pasang Badan

Pada pekan ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres cekcok dengan diplomat Israel. Pasalnya, Guterres dituduh menjustifikasi serangan Hamas ke Israel. 

Dubes Israel di PBB, Gilad Erdan, lantas menyerukan agar Guterres segera mundur atau minta maaf. Guterres tidak minta maaf dan dengan tegas memberikan klarifikasi bahwa ucapannya disalahartikan, dan bahwa dirinya mendukung penyetopan kekerasan. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Kamis (26/10/2023), Guterres mendapat dukungan dari kelompok diplomat Arab dari retorika Israel. 

Mereka memberi pernyataan kepada wartawan seusai rapat Dewan Keamanan PBB yang membahas perang Israel-Hamas dan situasi kemanusiaan di lapangan.

Pejabat-pejabat Israel menunjukkan kemarahan terhadap pernyataan Guterres bahwa serangan berdarah Hamas di selatan Israel “tidak terjadi dalam ruang yang hampa.” 

Mereka mengatakan pernyataan Guterres dapat menjadi justifikasi terhadap aksi terorisme.

“Kami berdiri bersama Guterres melawan serangan tidak masuk akal terhadapnya. Ia adalah simbol multilateralisme. Ia adalah simbol PBB. Ia memiliki kekuatan moral sebagai sekretaris jenderal yang memimpin PBB. Ia memegang teguh prinsip-prinsip [yang berlaku],” kata Riyad Mansour, Utusan Tetap Palestina di PBB, kepada wartawan. 

4 dari 4 halaman

Kemarahan Dubes Israel

Sebelumnya dilaporkan, Duta Besar Israel Gilad Erdan marah besar atas ucapan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Diplomat Israel itu tidak terima ucapan Guterres yang berkata bahwa serangan Hamas tidak terjadi tanpa sebab. 

Ucapan Sekjen PBB itu dinilai Erdan sebagai justifikasi terhadap serangan Hamas. Erdan lantas melakukan konferensi pers agar Guterres mundur. Videonya disebar di akun X miliknya.

Pada video tersebut, Erdan berkata tugas PBB adalah mencegah kekejian seperti yang dilakukan Hamas, tetapi PBB disebut telah gagal.  

"PBB gagal dan kamu Pak Sekjen telah kehilangan moralitas dan imparsialitas," ujar Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan. 

Dengan nada tinggi, Erdan menuntut Sekjen PBB Antonio Guterres untuk mundur, jika tidak maka PBB tidak ada artinya.

"Saya pikir sekjen harus mundur! Karena mulai saat ini, tiap hari ia di gedung ini -- terkecuali ia minta maaf. Secepatnya! Hari ini, kami menyerukannya untuk minta maaf -- maka tidak ada justifikasi untuk eksistensi gedung ini!" ujar Dubes Israel. 

Situs UN News menyebut Menlu Israel Eli Cohen juga batal bertemu Guterres hari ini untuk melakukan pertemuan bilateral.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric berkata Sekjen PBB akan bertemu dengan perwakilan keluarga yang ditawan Hamas, dan rencananya perwakilan diplomatik Israel akan mendampingi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.